koko says....

Minggu, 19 Desember 2010

cost accounting

PENDAHULUAN

1.Latar belakang
UD.QUICK CASSAVA, adalah salah satu perusahaan manufactur yang dimiliki oleh Bp.Edy hartono yang berada di jalan raya paron no.1 kab.Ngawi Jawa timur. tepatnya di depan pintu keluar st.paron.
Perusahaan yang setiap hari berjualan keripik singkong ini berdiri pada 3 tahun yang lalu, dan merupakan warisan usaha dari kakaknya yang bernama Bp.Sutarno. Kemudian diterisakan oleh adiknya yang bernama Ibu Tini selama 0,5 tahun. Dan pada awal januari 2009 Bp.Edy hartono mulai mengambil alih perusahaan ini dan memulai dari awal kembali, dengan modal sepenuhnya dari Bpk.Edy hartono.
Perusahaan ini selain menjual hasil produksinya di tokonya sendiri, Bpk.Edy juga menerima pesanan dari orang-orang yang membutuhkan.
Perusahaan ini sangat strategis. Banyak pembeli yang berdatangan. Baik dari tukang becak, sopir taxi, tukang ojek, dan juga para penumpang kereta, dan lain sebagainya.
Karena begitu pentingnya peninjauan biaya yang telah disetorkan sebagai modal dan untuk mengetahui berapa laba yang diperoleh maka Bpk.Edy memutuskan untuk membuat laporan akuntansi biaya.yaitu dengan tujuan untuk menyediakan informasi biaya bagi kepentingan manajemen guna membantu mereka di dalam mengelola perusahaan.



2. biaya produksi
Bulan November 2010
Berikut ini disajikan data-data dari UD.QUICK CASSAVA selama bulan Nopember 2010 :
A.Persediaan pada 1 Nopember 2010
• Bahan Baku Rp 4.000.000
• Barang dalam proses Rp 2.500.000
B.Transaksi yang terjadi selama bulan Nopember 2010
1.Pembelian bahan seharga Rp 10.200.000 dengan syarat 2/10 n/30
2.Sebagian bahan seharga Rp 1.800.000 dikembalikan karena tidak sesuai dengan pesanan (cacat)
3.Dibayar biaya angkut pembelian bahan selama bulan Nopember 2010 Rp 1.400.000
4.Dibayar biaya produksi selama bulan Nopember 2010 :
- Biaya tenaga kerja langsung Rp 6.600.000
- Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp 3.300.000
5.Dibayar biaya produksi tidak langsung yang merupakan beban selama bulan Nopember 2010
- Biaya listrik bagian pabrik Rp 1.400.000
- Biaya air dan telepon bagian pabrik Rp 1.750.000
6.Membayar utang atas pembelian bahan dengan memperoleh potpngan 2%
7.Biaya asuransi pabrik yang menjadi beban bulan Nopember 2010 Rp 2.000.000 (Pada saat dibayar dicatat sebagai asuransi pabrik dibayar dimuka)
8.Gedung pabrik dan mesin pada akhir bulan Nopember 2010 masing-masing disusutkan Rp 1.450.000 dan Rp 1.600.000
C.Pada akhir bulan Nopember 2010 terdapat persediaan :
• Bahan baku Rp 4.500.000
• Barang dalam proses Rp. 3.200.000








UD.QUICK CASSAVA
Jurnal Umum
November 2010
tanggal no keterangan ref debet kredit
Nov 10 1.

2.

3.

4.


5.


6.



Pembelian
Utang dagang
Utang dagang
Retur pembelian
By.angkut pembelian
Kas
By.tenaga kerja langsung
By.tenaga kerja tidak langsung
Kas
By.listeik pabrik
Bu.air dan telephone
Kas
Utang dagang
Pot. Pembelian
kas

Rp.10.200.000

Rp.1800.000

Rp.1400.000

Rp.6.600.000
Rp.3.300.000

Rp.1.400.000
Rp.1.750.000

Rp.8.400.000



Rp.10.200.000

Rp.1800.000

Rp.1400.000


Rp.9.900.000


Rp.3.150.000

Rp.168.000
Rp.8232.000
Total Rp.34.850.000 Rp.34.850.000



UD.QUICK CASSAVA
Jurnal Penyesuaian
November 2010
tanggal No keterangan ref debet kredit
Nov 10 C.


A.


B.7

B.8

Persediaan bahan baku
Persediaan BDB
Ikhtisar produlsi
Ikhtisar produlsi
Persediaan bahan baku
Persediaan BDP
Biaya asuransi pabrik
Asuransi dibayar di muka
Biaya penyusutan mesin
By.penyusutan gedung pabrik
Akm.penyusutan mesin
Akm.penyusutan gedung
Rp.4.500.000
Rp.3.200.000

Rp.6.500.000


Rp.2.000.000

Rp.1.450.000
Rp.1.600.000


Rp.7.700.000

Rp.4.000.000
Rp.2.500.000

Rp.2000.000


Rp.1.450.000
Rp.1.600.000
total Rp.19.250.000 Rp.19.250.000











UD.QUICK CASSAVA
Jurnal Penutup
November 2010
tanggal no keterangan ref debet kredit
Nov 10 Iktisar produksi
Pembelian bahan
By.tenaga kerja lansung
By.tenaga kerja tdk langsung
By.listrik pabrik
By.reparasi mesin
By.asuransi pabrik
By.penyusutan mesin
By.penyusutan gedung pabrik
By.angkut pembelian bahan
Retur pembelian
Potongan pembelian
Ikhtisar produksi
Iktisar rugi laba
Iktisar produlsi
Rp.30.000.000









Rp.1.800.000
Rp.168.000

Rp.26.832.000
Rp.10.200.000
Rp.6.600.000
Rp.3.600.000
Rp.1.400.000
Rp.1.750.000
Rp.2.000.000
Rp.1.450.000
Rp.1.600.000
Rp.1.400.000


Rp.1.968.000

Rp.26.832.000
jumlah Rp.58.800.000 Rp.58.800.000







Setelah melakukan pencatatan pada jurnal umum dan jurnal penyesuaian tahap selannjutnya adalah melakukan penutupan rekening,yaitu
1. Semua jenis biaya yang dikeluarkan dipabrik dan pembelian, harus ditutup ke rekening ikhtisar produksi, dimana rekening biaya dan pembelian yang semula berada pada posisi debet dipindahkan ke sebelah kredit maka saldo seluruh biaya dan pembelian menjadi nol.

2. Rekening retur pembelian dan potongan pembelian harus ditutup dengan cara memindahkan ke sebelah debet yang semula berada pada sebelah kredit dan ditutup ke rekening ikhtisar produksi, sehingga saldo retur dan potongan menjadi nol.


3. Dan terakhir adalah menutup rekening ikhtisar produksi itu sendiri ke rekening ikhtisar rugi laba dengan cara mendebet rekening ikhtisar rugi laba dan mengkredit rekening ikhtisar produksi dimana jumlahnya merupakan saldo / selisih antara sisi debet dan kredit rekening ikhtisar produksi. Jadi untuk mencari berapa ikhtisar produksi yang menjadi ikhtisar rugi laba dapat dihitung dengan menggunakan bantuan buku

tips membuat makalah

Cara pembuatan makalah perlu dikemukakan tidak hanya untuk memberi gambaran cara membuat makalah yang benar dan baik namun juga dapat dijadikan strategi (patokan) di dalam membuat skripsi. Persiapan dan Bekal yang Harus Dipunyai Sebelum Menulis Paling tidak ada lima prasyarat agar kita mampu menulis makalah dengan baik dan berisi. (a). Bank data Bank data (kumpulan fakta tentang pokok yang diminati) dapat dihimpun dari koran, majalah, buku, dan hasil wawancara. Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara mengangsur (mencicil) yang dapat dilakukan sejak sekarang (harus dimulai). Cara mengumpullkannya dilakukan dengan sistem kartu, dimana setiap kartu dituliskan: pengarangnya; judul buku atau majalah; dan isi yang kita baca. Sistem perekaman data lewat cara ini memungkinkan data akan terus bertambah dan mempermudah di dalam mencari sumber acuan. (b). Bank Teori Bank teori adalah kumpulan teori-teori yang sudah pernah dipelajari dan direkam (ditulis) menyangkut aspek yang diminati (kelak akan menjadi pokok penulisan skripsi. (c). Kumpulan Pengalaman Pengalaman selama di lapangan atau di dalam kehidupan sehari-hari yang menyangkut aspek yang diminati. Pengalaman dan hasil observasi ini harus dituangkan dalam bentuk tulisan yang dapat dimengerti. (d). Kemampuan Mengungkapkan Ide Kemampuan mengungkapkan ide atau pandangan dalam alinea, kalimat, dan kata (komposisi) yang tepat dan efisien. Kondisi ini dapat dipenuhi dengan cara terus-menerus mencoba memulis dan dikonsultasikan demngan pihak yang lebih baik. (c). Punya Kelompok Diskusi Adanya kelompok diskusi dapat dimanfaatkan untuk saling menyempurnakan ide dan untuk melengkapi kualitas karya tulis yang dihasilkan. 2. 1.

Strategi Menulis Makalah Banyak strategi yang dapat dipergunakan untuk menulis makalah, namun salah satu strategi yang dapats dipergunakan adalah seperti terurai dibawah ini. Pemilihan Topik Walaupun topik ada kalanya ditentukan oleh dosen, namun seringkali dosen juga memberi kebebasan untuk memilih judul. Untuk itu maka pemilihan topik seharusnya mempertimbangkan tiga hal yaitu:
1

2.1.

Materi ini bisa didownload pada www.esnips.com/web/wilsontherik (tanpa spasi) dalam format pdf.

1

(a). Sesuai dengan minat, sehingga penulisan makalah dapat dilakukan dengan senang hati. (b). Sebaiknya topik didekatkan dengan rencana skripsi yang akan digeluti. Dengan cara ini maka tulisan makalah kita dapat menyumbang bagi skripsi yang kelak akan ditulis. (c). Sebaiknya di dekatkan dengan spesialisasi kita. Kalau kita punya spesialisasi politik maka semua tugas makalah dikaitkan kearah politik. Dengan cara ini maka spesialisasi kita akan terpupuk. Jangan Berpikir judul tetapi masalah Judul makalah tidak perlu dipikirkan sejak semula dan sebaiknya jusul akan menyesuaian dengan isi makalah. Judul dapat dibuat sesudah semua makalah selesai. Dengan demikian bukan makalah menyesuaikan judul tetapi sebaliknya judul menyesuaiakan makalah. Yang diutamakan adalah mencari permasalahan yang ada (apa yang menjadi permasalahan ?). Di dalam hal ini ada sejumlah cara bertanya mulai dari apa, berapa, dimana, siapa, kapan, bagaimana, dan mengapa. Semua awal pertanyaan tersebut penting namun untuk mencoba menggumuli masalah pokok maka satu cara bertanya yang paling menentukan adalah mengapa. Sebagai contoh dapat dikemukakan Mengapa seorang kepala desa tidak terpilih ? atau mengapa jalan Soeharto semrawut ? atau Mengapa PDIP memenangkan Pemilu di NTT? Pertanyaan-pertanyaan yang lain dapat disusulkan. Sesudah dilakukan klarifikasi terhadap pertanyaan tersebut pelu dipertimbangkan apakah ada kaitan antara permasalahan yang kita angkat dengan relevansi teoritis dan relavansi praktis. Apabila kita bisa menemukan kaitan antara permasalahan dengan relevansi teoritis dan praktis maka permasalahan tersebut benar-benar dapat diangkat sebagai pokok penulisan makalah. Pembuatan Kerangka Pikir. Sebelum kita menulis satu katapun di dalam makalah ada baiknya kita membuat kerangka pemikiran tentang apa yang akan kita tulis. Kita bisa menggunakan satu lembar kosong kertas kemudian menuangkan semua pikiran yang ada di dalam kertas tersebut. Penuangan pikiran, pengetahuan, dan ide yang kita punyai kita letakkan dalam tata urut yang bebas. Berdasar bercak-bercak pemikiran kemudian kita buat klasifikasi dan pensistematisan pikiran. Urutan yang dapat digunakan diantaranya adalah: Apa permasalahannya ? Apa makna-makna dari setiap peristilahan yang kita maksud ? Bagiamana kaitan antar makna ? Bagimana kaitan antar pokok-pikiran yang ada ? Apa fakta-fakta di lapangan yang pernah kita temua ? Teori apa saja yang berkaitan dengan permasalahan ini ? Sesudah semuanya terjalin dalam satu kerangka pikir yang jelas maka kita tuangkan lagi semua pikiran-pikiran kita ke dalam suatu kerangka pikir yang lebih sistematis, logis, dan efisien. Baru dari situ dipikirkan kerangka atau sistematika penulisan. 2.3. 2.2.

2

2.4. Diskusikan Kerangka Pikir kita Adanya kelompok diskusi dan dosen dapat dimanfaatkan untuk mendiskusikan kerangka pikirkita untuk memperoleh masukan. Kita tidak pelu takut (egois) bahwa pikiran kita akan dicuri. Semua yang kita pikirkan hanya kita yang paling tahu. Lewat diskusi dengan mahasiswa dan dosen maka kita akan memperoleh kerangka pikir dan kerangka pemulisan (outline) yang lebih baik. Berdasar itulah penulisan makalah dimuali. Sistematika Penulisan dan Judul Bab Sistematika merupakan klasifikasi dari kerangka pikir yang akan kita jelaskan. Di dalam hal ini kita tidak perlu terpancang dengan Judul Bab. Judul bab dapat disesuaikan dengan isi yang ada dalam bab yang bersangkutan. Kita tidak perlu mulai dengan BAB I Pendahuluan. Bab I bisa diisi dengan judul yang lebih menarik tentang apa yang ada dalam bab tersebut. Demikian pula kita tidak perlu memulai dengan BAB Isi, kecuali kalau kita memang akan membahas tentang aspek isi atau volume. Judul dibuat belakang saja sesuai dengan isinya. Penulisan Kalau semua sudah beres mulailah kita menulis. Jangan takut salah yang penting mulai menulis (jangan menunda). Berkaitan dengan hal ini maka yang penting adalah kita harus dapat mensistematikkan kerangka pikir kita di dalam sekian bab (tergantung isi). Masing-masing bab akan berisi pokok pikiran yang berbeda. Perlu pula dipikirkan kaitan antara Bab 1 dengan Bab 2, dan seterusnya. Masing-masing bab akan dikemukakan sekian sub bab dan masing-masing sub bab akan dibagi dalam sekian sus-sub bab. Dari masing-masing sub bab inilah kita berpikir alinea apa yang harus dikemukakan. Masing-masing alinea sebenarnya memuat satu pokok pikiran spesifik yang harus dikaitkan dengan alinea-alinea yang lain sehingga membentuk sub bab yang kompak. Sesudah dari sini kita dituntut untuk mampu mengungkapkan maksud (ide) kita lewat pengkalimatan-pengkalimatan dalam alinea yang bersangkutan. Di sini kemampuan komposisi di dalam menggunakan dan memilih kata yang tepat dan penyambungan antar kata serta antar kalimat perlu dikembangkan. Beruntunglah bagi mereka yang sudah biasa menulis maka aspek komposisi tidak terlalu menjadi hambatan. Efisiensi penggunaan kata dan kejelasan penguraian merupakan kunci keberhasilan di dalam membuat makalah. Pada umumnya sistematika penguraian (ini bukan patokan) adalah berturut-turut: (1) Pendahuluan (berisi pengantar tentang apa yang akan ditulis, apa tujuannya dan bagaimana metodenya); (2) Latar Belakang Permasalahan; (3) Kerangka Pikir Teoritis; (4) Fakta di lapangan; (5) Analisa dan pandangan kita tentang apa yang ada; (6) Kesimpulan; dan jangan lupa (7) Daftar Pustaka. Diskusikan Dengan Teman dan Dosen. Kita harus menganggap bahwa tulisan kita adalah draft dan bukan final. Oleh sebab itu kita butuh masukan dari teman maupun dosen. Dengan cara ini makalah kita akan lebih baik. 2.7. 2.6. 2.5.

3

2.8. (a). (b). (c). (d). (e). (f). (g). (h). (h). 3.

Cheking terakhir. Beberapa cheking yang harus dilakukan diantaranya adalah: Apakah perbandingan jumlah halaman di dalam masing-masing bab sudah seimbang ? Apakah judul sudah ada, beserta nama kita, dan teknis lain ? Apakah kita sudah menulis dengan menganut pedoman teknis tata tulis yang ada ? (termasuk cara menulis footnote, kutipan, daftar pustaka, dll) Apakah sudah diberi halaman ? dan apakah semua kata-kata tidak ada salah ketik atau salah eja ? Apakah tujuan sudah dapat dijawab ? Apakah kesimpulan sudah menjawab tujuan pada pendahuluan ? Apakah daftar pustaka sudah ada. ? Apakah cover sudah ada dan apakah cover harus dengan plastik (hard cover (tanyakan terlebih dahulu kepada dosen) ? Dan lain-lain ?

Penutup Sekali lagi, tips ini hanya merupakan pedoman dan bukan harga mati harus seperti ini. Walaupun demikian kalau kita menulis makalah dengan menggunakan strategi semacam ini maka dijamin tulisan kita tentu akan lebih baik. Semoga. Kupang, 3 April 2008.

*****

4

AKUNTANSI BIAYA MATERI DOWNLOAD AT UDINUS BY BU RETNO

BIAYA PROSES SISTEM
Sebuah sistem akuntansi biaya yang biasa digunakan oleh perusahaan yang memproduksi secara kontinyu hanya satu produk atau beberapa produk standar.

Aliran biaya proses:
1. Bahan
Sebagai bahan dikeluarkan, sesuai dengan permintaan resmi mereka, biaya perolehan dicatat dalam kolom yang sesuai dalam jurnal permintaan bahan

Pengisian ke jurnal umum biaya bahan yang digunakan sebagai berikut:

Barang dalam Proses xxx -
Factory Overhead Control xxx -
Bahan - xxx

Barang dalam Proses bahan langsung
Pabrik Bahan Kontrol Tidak Langsung Overhead

2. Tenaga kerja
biaya tenaga kerja diperoleh dari ringkasan bulanan upah dan gaji oleh departemen.

Pengisian ke jurnal umum biaya tenaga kerja yang terjadi sebagai berikut:

Barang dalam Proses xxx -
Factory Overhead Control xxx -
Factory Payroll - xxx

Barang dalam Proses Tenaga Kerja Langsung
Overhead Pabrik Tenaga Kerja Tidak Langsung Kontrol

3. Atas
biaya overhead pabrik yang telah terakumulasi dan diklasifikasikan dalam lembaran analisis biaya overhead departemen selama periode (biasanya sebulan) dialokasikan memproduksi departemen atau proses.

Pengisian ke jurnal umum biaya overhead yang terjadi sebagai berikut:

Barang dalam Proses xxx -
Factory Overhead Control - xxx

Arus biaya dari satu departemen ke yang berikutnya.

WIP - Departemen B xxx -
WIP - Departemen A - xxx

Pergudangan
Barang Jadi xxx -
Barang dalam Proses - xxx
Penjualan
Beban Pokok Penjualan xxx -
Barang Jadi - xxx
Piutang xxx -
Penjualan - xxx



Laporan Biaya Produksi

Laporan ini berisi dua bagian:
1. Kuantitas Jadwal
bagian jadwal kuantitas dibagi menjadi dua bagian dari jumlah yang akan dipertanggungjawabkan:
a. menunjukkan jumlah dan sumber unit ditangani
selama bulan
b. menunjukkan apa yang terjadi pada unit dilaporkan dalam pertama
setengah dari jadwal kuantitas

2. Biaya Jadwal
bagian pertama dari jadwal menunjukkan biaya total biaya yang akuntansi harus dibuat. Hal ini juga menunjukkan biaya dari setiap kategori biaya per unit setara produksi dan total biaya setiap unit setara.
bagian kedua dari jadwal biaya berkaitan biaya produksi periode:
- Total biaya unit benar-benar diproses keluar
ke bagian berikutnya
- Biaya pekerjaan yang tersisa dalam proses pada akhir
bulan

Contoh: biaya laporan produksi

Menekan dan Pemotongan Departemen untuk bulan Januari 2007:
Kuantitas:
dimulai pada produksi - bulan berjalan 6440
ditransfer ke departemen berikutnya 4.560
Barang dalam Proses - akhir 1880
Tahap penyelesaian persediaan akhir:
bahan 100%
tenaga kerja 40%
overhead 55%

Biaya untuk diperhitungkan:
bahan $ 19,320.00
buruh $ 23,904.00
overhead $ 39,158.00

diperlukan: Biaya menyiapkan laporan produksi!


Menekan dan Pemotongan Departemen Laporan Biaya Produksi?? Bulan Januari 2007


Kuantitas Jadwal: Unit
Mulai 6440
Total dicatat: 6440
Ditransfer ke departemen berikutnya 4.560
Barang dalam Proses, persediaan akhir 1.880
Total dipertanggungjawabkan 6440
Biaya Jadwal:
Biaya Timbul Eqv Jumlah Biaya. Unit Satuan Biaya
Bahan 19320 $ 6440 $ 3,00
Ketenagakerjaan 23904 $ 5.312 $ 4,50
Overhead 39158 $ 5594 $ 7,00
total biaya untuk dipertanggungjawabkan $ 82,382 $ 14,50


Setara unit:

Bahan: 4.560 + (1.880 x 100%) = 6440
Tenaga Kerja: 4.560 + (1.880 x 40%) = 5.312
Overhead: 4.560 + (1.880 x 55%) = 5594

Biaya dicatat:
Biaya Timbul Eqv Jumlah Biaya. Unit Satuan Biaya
dipindahkan keluar 66120 $ 4.560 $ 14,50
WIP - berakhir:
bahan 5640 $ 1.880 $ 3,00
tenaga kerja 3.384 $ 752 $ 4,50
overhead 7.238 $ 1.034 $ 7,00
diperhitungkan biaya $ 16.262
Total biaya dicatat: $ 82.382



Rata-rata Costing


Ada dua umumnya metode untuk penanganan biaya pekerjaan dalam persediaan awal proses:
1. Metode Biaya Rata-rata
2. Metode FIFO

Metode biaya rata-rata menggabungkan daripada memisahkan biaya produksi dilakukan berulang-baru:
a. Biaya setiap kategori yang diterapkan pada pekerjaan dimulai pada proses persediaan akan ditambahkan ke biaya yang dikeluarkan untuk kategori bahwa dalam bulan berjalan
b. Total kumulatif tunggal dan unit cost masing-masing kategori diperoleh. Biaya per unit setara untuk kategori ditambahkan untuk menentukan total biaya satuan untuk setiap unit diselesaikan
c. Satu unit angka biaya digunakan untuk penetapan biaya unit ditransfer keluar dari departemen


Penerapan Metode Biaya Rata-rata
Menekan dan Pemotongan Departemen untuk bulan Februari, 2007:
Kuantitas:
Barang dalam Proses - awal 1880
dimulai pada produksi - bulan berjalan 5580
ditransfer ke departemen berikutnya 4.800
Barang dalam Proses - akhir 2660
Tahap penyelesaian persediaan akhir:
awal akhir
bahan 100% 100%
tenaga kerja 40% 45%
overhead 55% 55%



Biaya untuk diperhitungkan:
awal bulan ini
bahan $ 5,640.00 $ 17,411.00
tenaga kerja $ 3,384.00 $ 20,664.00
overhead $ 7,328.00 $ 35,977.00
$ 16,262.00 $ 74,052.00

diperlukan: Biaya menyiapkan laporan produksi!


Menekan dan Pemotongan Departemen Laporan Biaya Produksi?? Bulan Februari 2007

Kuantitas Jadwal: Unit
Barang dalam Proses - awal 1880
Mulai 5580
Total dicatat: 7460
Ditransfer ke departemen berikutnya 4.800
Barang dalam Proses, persediaan akhir 2660
Total dipertanggungjawabkan 7460
Biaya Jadwal:
Biaya Timbul Eqv Jumlah Biaya. Unit Satuan Biaya
Bahan 23051 $ 7460 $ 3,09
Ketenagakerjaan 24048 $ 5997 $ 4,01
Overhead 43215 $ 6263 $ 6,90
total biaya untuk dipertanggungjawabkan $ 90,314 $ 14,00


Biaya dicatat:
Biaya Timbul Eqv Jumlah Biaya. Unit Satuan Biaya
dipindahkan keluar 67200 $ 4.800 $ 14,00
WIP - berakhir:
bahan 8219 $ 2660 $ 3,09
tenaga kerja 4.800 $ 1.197 $ 4,01
overhead 10095 $ 1.463 $ 6,90
diperhitungkan biaya $ 23.114
Total biaya dicatat: $ 90.314

Setara unit:
Bahan: 4.800 + (2.660 x 100%) = 7460
Tenaga Kerja: 4.800 + (2.660 x 45%) = 5997
Overhead: 4.800 + (2.660 x 55%) = 6263



Bab 3:


Sistem Proses Biaya
(Yang hilang atau peningkatan dalam produksi)

Klasifikasi Kerugian atau rusak

Unit pembusukan adalah unit produk yang telah rusak atau tidak benar dan tidak dapat diselesaikan sebagai produk yang dapat dijual. pembusukan ini mungkin karena bahan baku yang rusak, masalah dengan mesin, masalah di lingkungan operasi, penilaian buruk personil produksi.
Sebagian besar pembusukan ini diklasifikasikan sebagai pembusukan normal karena itu adalah kejadian umum yang melekat dalam proses manufaktur. Di sisi lain hasil pembusukan abnormal dari faktor-faktor yang tidak biasa dan tidak berulang.

Lost Unit adalah unit dimulai pada produksi, tetapi tidak pernah selesai. Kerugian yang dihasilkan dari acara berulang normal disebut unit kerugian normal, dan yang dihasilkan dari tidak berulang dan peristiwa yang tidak biasa disebut unit kerugian abnormal.
Kedua unit hilang normal dan abnormal harus diidentifikasi dan dipertanggungjawabkan sehingga biaya per satuan produk selesai akan dihitung secara akurat
Beberapa unit produk yang telah rusak dalam proses produksi dapat pengerjaan ulang dan membuat unit yang terjual disebut unit rusak. ulang ini memerlukan biaya tambahan yang harus ada akuntansi yang tepat

Normal Rugi Unit
Menekan dan Pemotongan Departemen untuk bulan Februari, 2007:
Kuantitas:
Barang dalam Proses - awal 1880
dimulai pada produksi - bulan berjalan 5580
ditransfer ke departemen berikutnya 4.700
Barang dalam Proses - akhir 2460
Lost in Produksi (rugi normal) 300
Tahap penyelesaian persediaan akhir:
akhir
bahan 100%
tenaga kerja 45%
overhead 55%


Biaya untuk diperhitungkan:
awal bulan ini
bahan $ 5,640.00 $ 17,411.00
tenaga kerja $ 3,384.00 $ 20,664.00
overhead $ 7,328.00 $ 35,977.00
$ 16,262.00 $ 74,052.00

diperlukan: Biaya menyiapkan laporan produksi!

Menekan dan Pemotongan Departemen Laporan Biaya Produksi?? Bulan Februari 2007

Kuantitas Jadwal: Unit
Barang dalam Proses - awal 1880
Mulai 5580
Total dicatat: 7460
Ditransfer ke departemen berikutnya 4.700
Barang dalam Proses, persediaan akhir 2460
Rugi dalam produksi (normal) 300
Total dipertanggungjawabkan 7460
Biaya Jadwal:
Biaya Timbul Eqv Jumlah Biaya. Unit Satuan Biaya
Bahan 23051 $ 7160 $ 3,22
Ketenagakerjaan 24048 $ 5807 $ 4,14
Overhead 43215 $ 6053 $ 7,14
total biaya untuk dipertanggungjawabkan $ 90,314 $ 14,50

Biaya dicatat:
Biaya Timbul Eqv Jumlah Biaya. Unit Satuan Biaya
dipindahkan keluar 68150 $ 4.700 $ 14,50
WIP - berakhir:
bahan 7921 $ 2460 $ 3,22
tenaga kerja 4.583 $ 1.107 $ 4,14
overhead 9.660 $ 1.353 $ 7,14
diperhitungkan biaya $ 22.164
Total biaya dicatat: $ 90.314

Setara unit:
Bahan: 4.700 + (2.460 x 100%) = 7160
Tenaga Kerja: 4.700 + (2.460 x 45%) = 5807
Overhead: 4.700 + (2.460 x 55%) = 6053

Akuntansi untuk unit meningkat
Menekan dan Pemotongan Departemen untuk bulan Januari 2007:
Kuantitas:
Barang dalam Proses - awal 1.000
ditransfer dari departemen sebelumnya 20.000
peningkatan jumlah unit 10.000
ditransfer ke departemen berikutnya 29.800
Barang dalam Proses - akhir 1.200

Tahap penyelesaian persediaan akhir:
akhir
bahan lengkap
tenaga kerja 66 2 / 3%
overhead 66 2 / 3%


Biaya untuk diperhitungkan:
awal bulan ini
biaya dari dept sebelumnya. $ 6,310.00 $ 180,000.00
bahan $ 734,00 $ 22,578.00
tenaga kerja $ 300,00 $ 18,151.80
overhead $ 400,00 $ 24,294.20
$ 7,744.00 $ 245,024.00

diperlukan: Biaya menyiapkan laporan produksi!



Menekan dan Pemotongan Departemen Laporan Biaya Produksi?? Bulan Januari 2007


Kuantitas Jadwal: Unit
Barang dalam Proses - awal 1.000
Ditransfer dari departemen sebelumnya 20.000
Kenaikan 10.000 unit
Total dicatat: 31.000
Dialihkan ke barang jadi 29.800
Barang dalam Proses, persediaan akhir 1.200
Total dicatat 31.000
Biaya Jadwal:
Biaya Timbul Eqv Jumlah Biaya. Unit Satuan Biaya
Sebelum Departemen Biaya $ 186.310 31.000 $ 6,010
Bahan 23312 $ 31.000 $ 0,752
Ketenagakerjaan $ 18,451.80 30600 $ 0,603
Overhead $ 24,694.20 30600 $ 0,807
total biaya untuk dipertanggungjawabkan $ 252,768.00 $ 8,172



Biaya dicatat:
Biaya Timbul Eqv Jumlah Biaya. Unit Satuan Biaya
dipindahkan keluar $ 243,525.60 29.800 $ 8,172
WIP - berakhir:
biaya dept sebelumnya. 7.212 $ 1.200 $ 6,010
bahan 902,40 $ 1,200 $ 0,752
tenaga kerja $ 482,40 800 $ 0,603
overhead 645,60 $ 800 $ 0,807
diperhitungkan biaya $ 9,242.40
Total biaya dicatat: $ 252,768.00

Setara unit:
Sebelum dept. biaya: 29.800 + 1.200 = 31.000
Bahan: 29.800 + (1.200 x 100%) = 31.000
Tenaga Kerja: 29.800 + (1.200 x 66 2 / 3%) = 30.600
Overhead: 29.800 + (1.200 x 66 2 / 3%) = 30.600


PROSES PEMBIAYAAN


ALIRAN BIAYA FIFO ASUMSI


> Setara unit = (Pekerjaan dalam Proses, biaya bThe dari unit pertama ditransfer dari département dianggap berasal dari persediaan awal. Jika persediaan unit yang tidak lengkap pada awal periode, mereka harus diselesaikan dengan biaya periode berjalan sebelum mereka dapat ditransfer keluar dari département

> Persediaan awal x% untuk menyelesaikan) + (jadi Barang - Barang dalam Proses, persediaan awal) + (Pekerjaan dalam Proses, persediaan akhir x%)

FIFO - UNIT SETARA

Jadwal Kuantitas:
bahan kerja overhead Kuantitas
Persediaan awal 80% 40% 60% 100
Dimulai pada proses 600
700

Ditransfer ke dept berikutnya. 500
Persediaan akhir 60% 20% 40% 200
700
Setara Unit:
Bahan = (100 x 20%) + (500 - 100) + (200 x 60%) = 540
Tenaga Kerja = (100 x 60%) + (500 - 100) + (200 x 20%) = 500
Overhead = (100 x 40%) + (500 - 100) + (200 x 40%) = 520




Latihan - setara unit (fifo)


Unit pada persediaan awal (bahan 50%, tenaga kerja dan overhead 40%) ... ... ................... 1.200 unit
Unit yang diterima dari sebelum periode ini jurusan ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. 2.800 unit
Unit ditransfer ke persediaan barang jadi pada periode ini ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .3.000 unit
Unit pada persediaan akhir (bahan% 90, tenaga kerja 80%, 70% overhead) ... ... ... ... ... ... ... ... .1.000 unit
Hitung unit setara!


Biaya Dibebankan ke Departemen
Persediaan awal:
Bahan $ 1.892
Ketenagakerjaan $ 400
Overhead $ 796
$ 3.088
Biaya ditambahkan selama periode berjalan:
Bahan $ 13.608
Ketenagakerjaan $ 5.000
Overhead $ 7.904
$ 26.512
Total biaya yang dibebankan pada Departemen $ 29,600



Satuan Biaya:
Biaya ditambahkan selama periode berjalan:
Biaya Persamaan. Unit Satuan Biaya
Bahan 13608 $ 540 $ 25,20
Tenaga Kerja $ 5000 500 $ 10,00
Overhead $ 7904 520 $ 15,20
$ 26,512 $ 50,40


Biaya dicatat sebagai:
Ditransfer ke departemen berikutnya:
Dari awal persediaan: $ 3,088
biaya untuk menyelesaikan periode ini:
Equi. Jumlah Unit
unit Biaya Biaya
- Bahan 20 $ 25,20 $ 504
- Tenaga kerja 60 $ 10,00 $ 600
- Overhead 40 $ 15,20 $ 608
$ 1.712
Total biaya dari persediaan awal $ 4.800


Equi. Jumlah Unit
unit Biaya Biaya
Total biaya dari
persediaan awal $ 4.800
Dimulai dan diselesaikan
periode ini 400 $ 50,40 $ 20.160
Biaya total ditransfer
untuk departemen berikutnya $ 24.960



Total biaya ditransfer ke departemen berikutnya $ 24.960
Persediaan barang dalam proses, persediaan akhir:
Equi. Jumlah Unit
unit Biaya Biaya
- Bahan 120 $ 25,20 $ 3.024
- Tenaga kerja 40 $ 10,00 $ 400
- Overhead 80 $ 15,20 $ 1.216
$ 4.640
Total biaya $ 29.600 dicatat




Latihan - laporan biaya produksi


Biaya dibebankan pada Departemen:
Awal Persediaan:
Biaya dari dept sebelumnya. $ 17.280
Bahan $ 5.550
Ketenagakerjaan $ 2.400
Overhead Pabrik $ 3.600
Ditambahkan periode ini:
Biaya dari dept sebelumnya. $ 40.600
Bahan $ 30.690
Ketenagakerjaan $ 16.932
Overhead Pabrik $ 25.398

September 2007 Siapkan laporan biaya produksi secara fifo untuk Jurusan Majelis, Kandu Tool Company.



BIAYA KUALITAS


Biaya kualitas adalah sejauh tosome keliru. Biaya kualitas tidak hanya biaya memperoleh kualitas tetapi juga biaya yang dikeluarkan dari kurangnya kualitas.
Kualitas biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga klasifikasi besar:
1. biaya pencegahan
2. penilaian biaya
3. Biaya kegagalan


1. Biaya Pencegahan

> Pencegahan biaya biaya yang dikeluarkan untuk mencegah kegagalan produk.
> Pencegahan adalah biaya merancang produk-produk berkualitas tinggi dan sistem produksi, termasuk biaya penerapan dan pemeliharaan sistem tersebut.
> Mencegah produk kegagalan dimulai dengan merancang kualitas ke dalam produk dan ke dalam proses produksi.


2. Biaya Appraisal

> Penilaian biaya biaya yang dikeluarkan untuk mendeteksi kegagalan produk.
> Biaya Penilaian adalah biaya pemeriksaan dan pengujian bahan, memeriksa produk selama dan setelah produksi, dan memperoleh informasi dari pelanggan mengenai kepuasan produk.


3. Biaya Kegagalan

Biaya Kegagalan> adalah biaya yang terjadi ketika produk gagal, mereka dapat terjadi secara internal maupun eksternal.
> Internal biaya kegagalan adalah mereka yang terjadi selama proses produksi, seperti biaya scrap, pembusukan, ulang dan downtime karena kegagalan mesin atau kekurangan bahan.
> Biaya kegagalan eksternal adalah mereka yang terjadi setelah produk telah dijual, seperti biaya garansi


JOB ORDER SISTEM BIAYA


AKUNTANSI UNTUK PABRIK SELLING (DEPARTMENTALIZATION)


SETTING HARGA BEBAN

Jenis basis tingkat overhead:
1. Unit Produksi
2. Biaya Bahan
3. Mesin Jam
4. Jam Tenaga Kerja Langsung
5. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Overhead aplikasi tarif dengan menggunakan sejumlah basis yang berbeda:
1. Overhead Pabrik Biaya Overhead Perkiraan Biaya per
Estimasi Unit Produksi Unit Produksi

2. Biaya Overhead Pabrik Taksiran Persentase
Perkiraan Biaya Bahan Langsung Biaya Bahan

3. Perkiraan Biaya Overhead Pabrik Tarif per jam Mesin
Estimasi Mesin Jam

4. Perkiraan Biaya Overhead Pabrik Rate per Tenaga Kerja Langsung
Estimasi Tenaga Kerja Langsung Jam Jam

5. Biaya Overhead Pabrik Taksiran Persentase
Estimasi Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung


Terapan Overhead Pabrik

Rate x Base Alokasi Digunakan

Metode Alokasi Biaya
1. Metode langsung
2. Langkah metode
3. Metode Simultan


Ilustrasi metode langsung dan metode lainnya didasarkan pada data berikut untuk Nickleby Perusahaan:
Fakta. Over. sebelum
Distribusi Departemen Departemen Dept Y Z
Memproduksi - A $ 60,000 40% 20%
Memproduksi - B $ 80,000 40% 50%

Layanan - Y $ 36,300 - 30%
Layanan - Z $ 20,000 20% -
Jumlah UNTUK $ 196,300

1. Metode Langsung

Memproduksi Layanan
Departemen Departemen
total A B Y Z
UNTUK sebelum distribusi 196.300 60.000 80.000 36.300 20.000
Distribusi:
Y Departemen 18.150 18.150 (36.300) -
Departemen Z 5714 14.286 - (20.000)
Overhead Pabrik Jumlah 196.300 83.864 112.436


Alokasi Y untuk:
Departemen A = 50% x 36.300 = 18.150
Departemen B = 50% x 36.300 = 18.150
36,300

Alokasi Z untuk:


Departemen A = 20/70 x 20.000 = 5.714
Departemen B = 50/70 x 20.000 = 14.286
20,000



2. Langkah Metode

Memproduksi Layanan
Departemen Departemen
total A B Y Z
UNTUK sebelum distribusi 196.300 60.000 80.000 36.300 20.000
Distribusi:
Y Departemen 14.520 14.520 (36.300) 7.260
Departemen Z 7789 19.471 - (27.260)
Overhead Pabrik Jumlah 196.300 82.309 113.991


Alokasi Y untuk:
Departemen A = 40% x 36.300 = 14.520
Departemen B = 40% x 36.300 = 14.520
Departemen Z = 20% x 36.300 = 7.260
36,300

Alokasi Z untuk:
Departemen A = 20/70 x 27260 = 7789
Departemen B = 50/70 x 27.260 = 19.471
27,260



3. Metode Simultan

Memproduksi Layanan
Departemen Departemen
total A B Y Z
UNTUK sebelum distribusi 196.300 60.000 80.000 36.300 20.000
Distribusi:
Y Departemen 18.000 18.000 (45.000) 9.000
Departemen Z 5.800 14.500 8.700 (29.000)
Overhead Pabrik Jumlah 196.300 83.800 112.500


Menggunakan Metode Simultan:
Y = 36.300 + 0,3 Z
Z = 20.000 + 0,2 Y
Mengganti:
Y = 36.300 + 0,3 Z
Y = 36.300 + 0,3 (20.000 + 0,2 Y)
Y = 36.300 + 6.000 + 0.06Y
0.94Y 42.300 =
Y = 45.000
Z = 20.000 + 0,2 Y
Z = 20.000 + 0,2 (45.000)
Z 29.000 =



Alokasi Y untuk:
Departemen A = 40% x 45.000 = 18.000
Departemen B = 40% x 45.000 = 18.000
Departemen Z = 20% x 45.000 = 9.000
45,000

Alokasi Z untuk:
Departemen A = 20% x 29.000 = 5.800
Departemen B = 50% x 29.000 = 14.500
Departemen Y = 30% x 29.000 = 8.700
29,000




JOB ORDER SISTEM BIAYA


AKUNTANSI UNTUK JOBS DIISI DAN PRODUK PENJUALAN

AKUNTANSI UNTUK JOBS DIISI DAN PRODUK PENJUALAN

PENGALIHAN BARANG JADI
Barang Jadi xxx -
Barang dalam Proses - xxx

PENJUALAN PERSEDIAAN BARANG JADI
Beban Pokok Penjualan xxx -
Barang Jadi - xxx
Piutang xxx -
Penjualan - xxx


General Ledger Account:

Barang dalam Proses Barang jadi
xxx xxx xxx
barang jadi

Beban Pokok Penjualan
xxx


Penjualan Piutang
xxx xxx


GRAND SLAM SERAGAM, INC

Asumsikan bahwa pada tanggal, 1 keseimbangan ini muncul di rekening berikut:
121 Bahan $ 54,254.00
122 Barang dalam Proses 43,651.40
126 Barang Jadi 35,200.00
a. Bahan adalah pembelian selama bulan Oktober dengan biaya $ 86,970.00

b. Selama sebulan, biaya bahan $ 90.419 digunakan sebagai berikut: Bahan langsung $ 84,607.35 dan bahan pembantu $ 5,811.65

c. Selama bulan, upah dan gaji sebesar $ 91.884 yang diterima oleh karyawan pabrik dan dibebankan dari gaji pabrik mendaftar ke account Pabrik Payroll

d. Analisis catatan menunjukkan bahwa tenaga kerja biaya $ 101.932, harus dialokasikan sebagai tenaga kerja langsung $ 66.597 dan tenaga kerja tidak langsung $ 35.335

e. biaya overhead lainnya seperti utilitas, asuransi dan penyusutan sebesar $ 23,086.81 yang terjadi selama bulan dibebankan dari berbagai jurnal

f. Diperkirakan bahwa biaya overhead sebesar $ 61,628.31 yang dibebankan kepada pekerjaan bekerja di selama bulan Oktober.

g. Selama bulan ini, beberapa pekerjaan telah diselesaikan dan dipindahkan ke gudang barang jadi sebesar $ 225,155.28

h. Selama bulan barang jadi biaya $ 221,690.78 telah dijual kepada berbagai pelanggan.

Barang dalam Proses Barang jadi
$ 43,651.40 $ 36,200
bahan $ 84,607.35 $ 225,155.28 $ 221,690.78
tenaga kerja $ 66.597
overhead $ 61,628.31

Beban Pokok Penjualan
Underapplied $ 2,605.15
$ 221,690.78

Penjualan Piutang
$ 289,761.80 $ 289,761.80


Grand Slam Seragam, Inc? Pernyataan Pabrikasi Bulan yang Berakhir? Oktober 31,2006

Overhead Aktual Biaya Yang Dikeluarkan
tidak langsung bahan 5,811.65
tenaga kerja tidak langsung 35,335.00
Beban pajak penggajian 8,539.15
penyusutan - bangunan 2,250.00
penyusutan - Peralatan 3,460.00
perbaikan dan pemeliharaan 2,543.60
utilitas 4,283.75
asuransi 974,05
pajak properti 621,00
lain pajak 415,26
total biaya overhead yang terjadi 64,233.46
Dikurangi Underapplied overhead 2,605.15
Overhead Pabrik Terapan 61,628.31


Grand Slam Seragam, Inc? Pernyataan Biaya Pokok Produksi Bulan yang Berakhir? Oktober 31,2006

Bahan Langsung
persediaan bahan baku, 1 Oktober 54,254.00
pembelian bahan 86,970.00
jumlah bahan yang tersedia 141,224.00
Dikurangi persediaan bahan baku 31 Oktober 50,805.00
total bahan yang digunakan 90,419.00
memotong bahan pembantu yang digunakan 5,811.65
Bahan Langsung Digunakan 84,607.35
Tenaga Kerja Langsung 66,597.00
Overhead pabrik Terapan 61,628.31
Biaya Produksi 212,832.66
Barang dalam Proses, Oct.1 43,651.40
dikurangi Kerja dalam Proses, Oct.31 31,328.78
Biaya Produksi 225,155.28


Grand Slam Seragam, Inc? Pernyataan Biaya Pokok Produksi Bulan yang Berakhir? Oktober 31,2006

Pendapatan:
Penjualan 298,761.80
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang Jadi, Oct.1 36,200.00
Biaya Produksi 225,155.28
Tersedia untuk Dijual 261,355.28 Barang
Persediaan Barang Jadi, Oct.31 39,664.50
Beban Pokok Penjualan 221,690.78
Laba kotor Penjualan 77,071.02
Beban Usaha:
Beban Penjualan 18,969.30
Beban Umum 13,847.60
Jumlah Beban Opertaing 32,816.90
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 44,254.12
Penyisihan Pajak Penghasilan untuk 6,638.12
Laba Bersih Setelah Pajak Penghasilan 37,616.00

tugas akuntansi biaya bu retno 2010

Pada awal Oktober 2009, Perusahaan memiliki rekening Starcard berikut di bawah ini:
Bahan Baku (Sebuah paper Type) $ 150
Bahan Baku (B Jenis kertas) $ 75
Bahan Baku (C Jenis kertas) $ 110
Bahan Langsung $ 40,5
Penyusutan bangunan $ 300
Penyusutan mesin $ 125
Biaya pemeliharaan bangunan $ 40
Biaya pemeliharaan mesin $ 50
Selama Oktober 2009, Perusahaan Starcard memiliki tiga pekerjaan, yaitu:
a. Mr Kevin Bright (pekerjaan 10,01): 1.500 potong banner $ @ 0,75
b. Mr Arya Corner (Ayub 10,02): 2.000 buah blocknote $ @ 0,33
c. Mr Bobby Cartwright (Ayub 10,03): 3.000 lembar kartu nama $ @ 0,17

Berikut transaksi di bawah ini terjadi selama bulan Oktober 2009:
- Bahan biaya pembelian sebesar $ 455. Jumlah ini terdiri dari A jenis kertas untuk pekerjaan 10,01 adalah $ 240, B jenis kertas untuk pekerjaan 10,02 adalah $ 130 dan C jenis kertas untuk pekerjaan 10,03 adalah $ 85
- Persediaan bahan penolong yang dibeli pada bulan tersebut adalah $ 52,5
- Untuk menyelesaikan pekerjaan, biaya bahan yang digunakan adalah $ 555, yang $ 270 untuk A tipe kertas job10.01, $ 160 untuk paperto jenis pekerjaan B 1o.o2 dan kertas tipe C adalah $ 125 sampai pekerjaan 10,03
- Kemudian bahan pembantu yang digunakan dalam perusahaan yang adalah $ 53
- Overhead Pabrik diterapkan pada 150% dari biaya bahan baku untuk setiap pekerjaan
- Gaji sebesar itu $ 3,275, terdiri dari tenaga kerja langsung untuk pekerjaan 10,01 adalah $ 420, untuk pekerjaan 10,02 adalah $ 230, untuk pekerjaan 10,03 adalah $ 170. Selain jumlah itu, biaya tidak langsung adalah $ 180, gaji departemen pemasaran adalah $ 1.350and gaji terakhir, departemen umum dan administrasi adalah $ 925
- Pada akhir periode, Ayub 10,02 dan 10,03 telah selesai. Mr Bobby Cartwright telah dibayarkan secara tunai tapi Mr Arya Corner berjanji untuk perusahaan yang ia akan dibayarkan pada awal November 2009
- Informasi lebih lanjut kerja 10,01 itu belum selesai sampai akhir Oktober 2009

Diperlukan:
1. Siapkan semua entri jurnal yang diperlukan selama Oktober 2009
2. Menghitung biaya pokok produksi pada bulan Oktober 2009 untuk bahwa pekerjaan
3. Hitung overapplied atau underapplied overhead untuk Oktober 2009 lalu memberikan penjelasan anda tentang hal ini
4. Hitung akhir dari setiap bahan di bulan Oktober 2009
5. Hitung Laba Kotor!

Sabtu, 18 Desember 2010

materi kuliah....akuntansi biaya (cost accounting)

POKOK BAHASAN 1: SIFAT, KONSEP, DAN KLASIFIKASI BIAYA

SUBPOKOK BAHASAN:
1.1. Perbedaan akuntansi biaya dengan akuntansi keuangan.
1.2. Perbedaan akuntansi biaya dengan akuntansi manajemen.
1.3. Pengertian dan klasifikasi biaya.

MATERI KULIAH:
1.1. Perbedaan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan
Akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi keuangan yang membicarakan biaya dalam arti luas. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan akuntansi keuangan adalah menyajikan laporan keuangan yang terdiri atas neraca, laporan laba-rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas. Akuntansi biaya sebagai bagian dari akuntansi keuangan hanya menyajikan sebagian elemen dari laporan laba-rugi yaitu eleman biaya.
Akuntansi biaya dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu (1) akuntansi biaya yang berhubungan dengan penentuan harga pokok produk dan pengendalian biaya yang biasanya disebut akuntansi biaya; dan (2) akuntansi biaya yang berhubungan dengan pengambilan keputusan yang biasanya disebut akuntansi manajemen.
Perbedaan akuntansi keuangan dengan akuntansi biaya/manajemen:
Akuntansi Keuangan Ak. Manajemen/Biaya
Pemakai utama Pihak luar Manajemen
Lingkup informasi Perusahaan secara keseluruhan Bagian dari perusahaan
Fokus informasi Historis Historis dan masa datang
Rentang waktu Kurang fleksibel Fleksibel
Kriteria penyusunan informasi Dibatasi standar akuntansi yang diterima umum Sesuai kebutuhan manajemen
Manfaat Untuk pengambilan keputusan oleh pihak luar Untuk perencanaan, pengen-dalian, dan pengambilan keputusan oleh manajemen

1.2. Perbedaan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Manajemen
Akuntansi Biaya Akuntansi Manajemen
Pihak yang membutuhkan Manajemen dan pihak luar Manajemen
Manfaat Untuk penentuan harga pokok produk dan pengendalian Untuk pengambilan keputusan.

1.3. Pengertian dan Klasifikasi Biaya
Dalam Akuntansi Biaya dikenal dua istilah, yaitu cost (harga pokok/harga perolehan) dan expense (biaya/beban). Harga pokok adalah pengorbanan yang diukur dalam satuan uang berupa pengurangan aktiva atau terjadinya kewajiban untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan memberikan manfaat di masa yang akan datang. Biaya adalah harga pokok yang telah memberikan manfaat dan telah habis dimanfaatkan. Dalam praktik, istilah biaya digunakan untuk kedua pengertian tersebut di atas.


Klasifikasi biaya:
1. Elemen produk (harga pokok produk):
a. Bahan baku (direct materials)
Bahan (materials) dibedakan menjadi bahan baku dan bahan penolong (indirect materials). Bahan baku adalah semua bahan yang dapat diidentifikasikan dengan produk jadi, yang dapat ditelusur ke produk jadi, dan yang merupakan bagian terbesar dari biaya produksi. Bahan penolong adalah semua bahan yang bukan termasuk bahan baku.
b. Tenaga kerja langsung (direct labor)
Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi tenaga kerja langsung (direct labor) dan tenaga kerja tidak langsung (indirect labor). Tenaga kerja langsung adalah semua tenaga kerja yang melaksanakan proses produksi yang dapat ditelusur ke produk jadi dan merupakan bagian terbesar dari biaya tenaga kerja. Tenaga kerja tidak langsung adalah semua tenaga kerja yang tidak dapat dipertimbangkan sebagai biaya tenaga kerja langsung.
c. Overhead pabrik (factory overhead)
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik terdiri atas biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya produksi tidak langsung lainnya.

Contoh 1
Berikut ini adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan meja kayu:
Biaya bahan:
Oak lumber Rp1.500.000,00
Pine lumber 1.100.000,00
Glue 8.000,00
Screws 10.000,00
Biaya tenaga kerja:
Wood cutters Rp1.800.000,00
Table assemblers 1.900.000,00
Sanders 1.700.000,00
Supervisor 200.000,00
Janitor 100.000,00
Lain-lain:
Factory rent Rp 700.000,00
Factory utilities 200.000,00
Office rent 160.000,00
Office salaries 800.000,00
Depreciation of factory equipment 210.000,00
Depreciation of office equipment 80.000,00
Pertanyaan:
1. Hitunglah jumlah biaya bahan baku.
2. Hitunglah jumlah biaya tenaga kerja langsung.
3. Hitunglah jumlah biaya overhead pabrik.
4. Hitunglah jumlah harga pokok meja kayu.
5. Sebutkan biaya-biaya yang tidak termasuk biaya produksi.

2. Hubungan dengan produksi:
a. Biaya utama (prime costs)
Biaya utama adalah biaya yang berhubungan langsung dengan produksi. Biaya utama terdiri atas biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
b. Biaya konversi (conversion costs)
Biaya konversi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya konversi terdiri atas biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Contoh 2
Atas dasar Contoh 1 di atas:
1. Hitunglah total biaya utama (prime costs).
2. Hitunglah total biaya konversi (conversion costs).

3. Hubungan dengan volume:
a. Biaya variabel (variable costs)
Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, sementara secara per unit jumlahnya tetap. Hubungan antara biaya variabel dengan volume kegiatan dapat dilihat pada Figure 1-6 dan Figure 1-7 dalam Polimeni Ch. 1 hal 18 – 19. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
b. Biaya tetap (fixed costs)
Biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak berubah walaupun terjadi perubahan volume kegiatan, sementara per unitnya berubah jika volume kegiatan berubah. Hubungan antara biaya tetap dengan volume kegiatan dapat dilihat pada Figure 1-8 dan Figure 1-9 dalam Polimeni Ch. 1 hal 20. Contoh biaya tetap adalah sewa gudang dan biaya depresiasi.
c. Biaya campuran (mixed costs)
Biaya campuran dapat dibedakan menjadi biaya semivariabel (semivable costs) dan biaya bertahap (step costs). Biaya semivariabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Hubungan antara biaya semivariabel dengan volume kegiatan dapat dilihat pada Figure 1-10 dalam Polimeni Ch. 1 hal 23. Contoh biaya semivariabel adalah biaya telepon dan biaya listrik.
Biaya bertahap adalah biaya yang jumlah totalnya berubah setelah tercapai jumlah volume kegiatan tertentu. Hubungan antara biaya bertahap dengan volume kegiatan dapat dilihat pada Figure 1-11 dalam Polimeni Ch. 1 hal 23. Contoh biaya bertahap adalah gaji supervisi.
Contoh biaya variabel, biaya tetap, biaya semivariabel, dan biaya bertahap dapat dilihat pada Polimeni Ch. 1 hal 24.

4. Kemudahan ditelusur:
a. Biaya langsung (direct costs)
Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusur kepada item atau area tertentu. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung adalah contoh biaya langsung produksi.
b. Biaya tidak langsung (indirect costs)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat ditelusur kepada item atau area tertentu. Contoh biaya tidak langsung produksi adalah biaya overhead pabrik.


5. Departemen terjadi:
a. Departemen produksi (production departement)
Departemen produksi adalah departemen yang secara langsung menangani proses produksi. Biaya yang terjadi di departemen produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
b. Departemen jasa (service departement)
Departemen jasa adalah departemen yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Contoh departemen jasa adalah Departemen Pemeliharaan. Biaya yang terjadi di departemen jasa diakui sebagai biaya overhead pabrik.

6. Fungsi perusahaan:
a. Biaya produksi
Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan langsung dengan produksi produk tertentu. Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
b. Biaya administrasi
Biaya administrasi adalah biaya yang terjadi dalam rangka pengarahan, pengendalian, dan pengoperasian perusahaan.
c. Biaya pemasaran
Biaya pemasaran adalah biaya yang terjadi dalam rangka promosi suatu produk.
d. Biaya keuangan
Biaya keuangan adalah biaya yang berhubungan dengan perolehan dana untuk operasi perusahaan, misalnya biaya bunga.

7. Pembebanan sebagai biaya (period charged to income):
a. Biaya produksi (product costs)
Biaya produksi adalah biaya yang langsung maupun tidak langsung dapat diidentifikasikan kepada produk tertentu. Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi dilaporkan sebagai persediaan sampai dengan produk yang bersangkutan terjual. Jika produk terjual, biaya produksi yang terkandung dalam persediaan akan dibebankan sebagai biaya (expense) yang disebut harga pokok penjualan.
b. Biaya periode (period costs)
Biaya periode adalah semua biaya yang secara langsung maupun tidak langsung tidak dapat dihubungkan dengan suatu produk. Biaya periode harus dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya. Contoh biaya periode adalah semua biaya administrasi, biaya pemasaran, dan biaya keuangan.

8. Hubungan dengan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan:
a. Biaya dianggarkan dan standar (standard and budgeted costs)
b. Biaya terkendali dan tak terkendali (controllable and noncontrollable costs)
c. Biaya committed dan kebijakan (committed and discretionary fixed costs)
d. Biaya relevan dan tak relevan (relevant and irrelevant costs)
e. Biaya diferensial (differential costs)
f. Biaya kesempatan (opportunity costs)
g. Biaya batas penutupan usaha (shutdown costs)
Penjelasan lebih lengkap dapat dilihat pada Polimeni-Ch.1-hal 28 s.d. 29.


POKOK BAHASAN 2: SISTEM PENGUMPULAN HARGA POKOK PRODUK

SUBPOKOK BAHASAN:
1.1. Sistem pengumpulan biaya.
1.2. Laporan keuangan eksternal dan internal.

MATERI KULIAH:
1.1. Sistem Pengumpulan Biaya
Sistem pengumpulan biaya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sistem pengumpulan biaya periodik dan sistem pengumpulan biaya perpetual. Sistem pengumpulan biaya periodik digunakan pada perusahaan-perusahaan kecil. Dalam sistem pengumpulan biaya periodik informasi tentang persediaan bahan, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi diperoleh melalui perhitungan phisik persediaan. Sistem pengumpulan biaya perpetual digunakan pada perusahaan-perusahaan menengah dan besar. Dalam sistem pengumpulan biaya perpetual informasi tentang persediaan bahan, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi tersedia secara berkesinambungan tanpa melalui perhitungan phisik persediaan.
Sistem pengumpulan biaya perpetual dapat dibedakan menjadi: (1) sistem harga pokok pesanan dan (2) sistem harga pokok proses. Sistem harga pokok pesanan adalah sistem pengumpulan biaya yang diterapkan pada perusahaan yang memproses produknya atas dasar spesifikasi yang diminta pemesan sehingga produk yang dihasilkan bersifat heterogen, misalnya perusahaan percetakan dan perusahaan perkapalan. Dalam sistem harga pokok pesanan, biaya produksi dikumpulkan menurut pesanan (job) tertentu. Harga pokok produk dihitung untuk setiap pesanan. Harga pokok pesanan dikumpulkan dalam kartu harga pokok (job cost sheet) dan dihitung pada saat selesai diproses.
Sistem harga pokok proses adalah sistem pengumpulan biaya yang diterapkan pada perusahaan yang memproses produknya secara masal atau berkesinambungan, misalnya perusahaan pengilangan minyak atau pabrik baja sehingga produk yang dihasilkan bersifat homogen. Dalam sistem harga pokok proses, biaya produksi dikumpulkan menurut departemen produksi tertentu dengan menggunakan buku pembantu biaya. Buku pembantu biaya dibuat untuk setiap jenis biaya pada setiap pusat biaya. Atas dasar rekapitulasi biaya pada buku pembantu biaya, harga pokok produk dihitung untuk setiap unit produk yang dihasilkan pada departemen produksi tertentu. Harga pokok produk dihitung pada setiap akhir periode.
Harga pokok produk dapat ditentukan atas dasar (1) harga pokok yang sesungguhnya atau (2) harga pokok standar. Dalam sistem harga pokok pesanan maupun sistem harga pokok proses, harga pokok produk dapat ditentukan atas dasar harga pokok yang sesungguhnya atau harga pokok standar.

1.2. Laporan Keuangan Eksternal dan Internal
Laporan keuangan yang disusun manajemen dapat dibedakan menjadi: laporan keuangan eksternal dan laporan keuangan internal. Laporan eksternal meliputi laporan harga pokok produk, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan neraca yang dapat dilihat pada Table 2-4 dalam Polimeni - Ch. 2 - hal 66-67. Contoh laporan internal adalah laporan laba rugi divisi yang dapat dilihat pada Table 2-7 dalam Polimeni-Ch.2-hal 70.

Contoh
Berikut ini adalah data "PT King" pada tanggal 31 Desember 1999:
Persediaan barang dalam proses 1 Januari 1999 Rp 250.000,00
Persediaan barang dalam proses 31 Desember 1999 100.000,00
Biaya bahan baku 950.000,00
Biaya tenaga kerja langsung 1.100.000,00
Biaya overhead pabrik 700.000,00
Persediaan barang jadi 1 Januari 1999 150.000,00
Persediaan barang jadi 31 Desember 1999 450.000,00
Penjualan 3.500.000,00
Biaya administrasi dan pemasaran 750.000,00
Pertanyaan:
1. Hitunglah harga pokok barang jadi selama tahun 1999 (cots of goods manufactured) dengan format sebagai berikut.
Persed barang dalam proses awal Rpxxx
Biaya produksi:
Biaya bahan baku(Pemakaian) Rpxxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik xxx xxx
Barang yang diproses selama tahun 1999 Rpxxx
Persed barang dalam proses akhir xxx
Harga pokok barang jadi/HP Produksi Rpxxx
2. Hitunglah harga pokok barang yang dijual selama tahun 1999.
3. Buatlah laporan rugi laba untuk tahun yang berakhir 31 Desember 1999.


Latihan
Berikut ini adalah data yang tersedia pada PT Silverman pada tanggal 31 Desember 1999:
1. Bahan baku (tidak ada bahan penolong):
Persediaan 1 Januari 1999 Rp 90.000,00
Persediaan 31 Desember 1999 120.000,00
2. Tenaga kerja:
Biaya tenaga kerja langsung 190.000,00
Biaya tenaga kerja tak langsung 170.000,00
3. Barang dalam proses:
Persediaan 1 Januari 1999 50.000,00
Persediaan 31 Desember 1999 70.000,00
4. Barang jadi:
Persediaan 1 Januari 1999 250.000,00
Persediaan 31 Desember 1999 160.000,00
5. Informasi tambahan:
Biaya listrik pabrik 250.000,00
Pembelian bahan baku tahun 1999 400.000,00
Penjualan 1.250.000,00
Biaya administrasi dan umum 50.000,00
Biaya pemasaran 60.000,00
Pertanyaan:
1. Buatlah laporan laba/rugi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 1999 dengan format:
PENJUALAN Rp XXXXX
Biaya bahan baku:
Persediaan awal Rpxxx
Pembelian xxx
Bahan baku tersedia dipakai Rpxxx
Persediaan akhir xxx
Biaya bahan baku (dipakai) Rpxxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik:
Biaya tenaga kerja tak langsung Rpxxx
Biaya listrik pabrik xxx xxx
Total biaya produksi Rpxxx
Persediaan barang dalam proses awal xxx
Barang yang diproses pada tahun 1999 Rpxxx
Persediaan barang dalam proses akhir xxx
Harga pokok produk jadi/produksi Rpxxx
Persediaan Awal Barang Jadi xxx
Barang Jadi Tersedia Dijual Rpxxx
Persediaan Akhir Barang Jadi xxx
Harga Pokok Penjualan XXX
LABA KOTOR XXX
Biaya Adm & Um Rp XXX
Biaya Pemasaran XXX
XXX
LABA BERSIH OPERASI XXX
====

(DITULIS 5 KALI) DIKUMPULKAN.







POKOK BAHASAN 3: PENENTUAN DAN PENGENDALIAN BIAYA BAHAN
BAKU DAN BIAYA TENAGA KERJA

SUBPOKOK BAHASAN:
1.1. Biaya bahan baku.
1.2. Akuntansi bahan baku.
1.3. Prosedur pengendalian bahan baku.
1.4. Biaya tenaga kerja.
1.5. Akuntansi biaya tenaga kerja.
1.6. Masalah khusus yang berhubungan dengan biaya tenaga kerja.

MATERI KULIAH:

1.1. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan dapat dibedakan menjadi biaya bahan baku dan biaya bahan penolong. Biaya bahan baku adalah bahan yang identitasnya dapat dilacak pada produk jadi dan yang diproses menjadi produk jadi dengan menggunakan tenaga kerja dan overhead pabrik. Biaya bahan baku merupakan salah satu elemen biaya utama. Bahan penolong adalah bahan yang indentitasnya tidak dapat dilacak pada produk jadi dan nilai relatif tidak material. Biaya bahan penolong merupakan elemen biaya overhead pabrik.

1.2. Akuntansi Bahan Baku
Akuntansi terhadap bahan baku dibedakan menjadi akuntansi pembelian bahan baku dan akuntansi pemakaian bahan baku. Prosedur pembelian bahan terdiri atas (1) permintaan pembelian, (2) pesanan pembelian, dan (3) penerimaan bahan. Oleh karena itu, terdapat 3 dokumen pembelian bahan, yaitu (1) Surat Permintaan Pembelian (lihat Figure 3-1 pada Polimeni-Ch.3-hal 92), (2) Surat Pesanan Pembelian (lihat Figure 3-2 pada Polimeni-Ch.3-hal 92), dan (3) Laporan Penerimaan Barang (lihat Figure 3-3 pada Polimeni-Ch.3-hal 93). Atas dasar 3 dokumen inilah pembelian bahan dicatat. Pencatatan persediaan bahan dapat menggunakan metode phisik maupun metode perpetual. Metode perpetual lebih baik untuk tujuan pengendalian dan lebih informatif dari pada metode phisik. Oleh karena itu, perusahaan menengah dan besar umumnya menggunakan metode perpetual.

Contoh
PT Sejahtera membeli secara kredit 100 unit bahan baku seharga Rp5.000,00 per unit dan 20 unit bahan penolong seharga Rp1.000,00 per unit. Dari bahan yang dibeli tersebut, bahan baku yang dipakai adalah 30 unit dan bahan penolong yang dipakai adalah 10 unit. Metode pencatatan persediaan yang digunakan adalah metode perpetual.
Pertanyaan:
1. Buatlah jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku dan bahan penolong tersebut.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku dan bahan penolong.

1.3. Prosedur Pengendalian Bahan Baku
Pengendalian bahan baku dimaksudkan agar proses produksi dapat berjalan lancar, dalam arti bahan baku tersedia saat dibutuhkan, dan pengadaan bahan baku dilakukan secara efisien. Prosedur pengendalian bahan baku dapat menggunakan lima metode, yaitu (1) order cycling, (2) the min-max method, (3) the two-bin method, (4) the automatic order system, (5) the ABC plan.
Metode order cycling adalah metode pengendalian bahan baku yang me-review bahan baku secara periodik, misal setiap 30 hari. Jangka waktu me-review dipengaruhi oleh jenis bahan bakunya. Bahan baku yang esensial membutuhkan jangka waktu review yang lebih pendek dibanding bahan baku yang kurang penting. Pada saat dilakukan review, pemesanan bahan baku dibuat sehingga pada saat dibutuhkan bahan baku akan tersedia.
Metode the min-max adalah metode pengendalian bahan baku yang didasarkan atas asumsi bahwa persediaan bahan baku berada pada dua tingkat, yaitu tingkat maksimum dan tingkat minimum. Jika tingkat maksimum dan tingkat minimum sudah ditetapkan, maka pada saat persediaan menuju ke tingkat minimum pemesanan bahan baku harus dilakukan untuk menempatkan persediaan pada tingkat maksimum.
Metode the two-bin method adalah metode pengendalian bahan baku yang dipakai jika bahan bakunya relatif tidak mahal. Dalam metode ini, bahan baku dipisahkan menjadi dua bagian yang disimpan dalam ruangan yang terpisah. Bagian pertama adalah bahan baku yang akan digunakan selama periode saat bahan baku diterima dan saat pemesanan dilakukan. Bagian kedua adalah bahan baku yang akan digunakan dalam periode saat pemesanan dan saat pengiriman. Pemesanan bahan dilakukan pada saat bahan bagian pertama sudah digunakan.
Metode pemesanan otomatis (the automatic order system) adalah metode pengendalian bahan baku yang secara otomatis akan melakukan pemesanan bahan baku jika persediaan mencapai jumlah tingkat pemesanan kembali. Metode ini akan optimal jika digunakan komputer untuk mengadministrasikan persediaan bahan baku.
Metode ABC (the ABC plan) digunakan jika perusahaan mempunyai persediaan bahan baku dalam jumlah besar dengan nilai yang berbeda-beda. Pengendalian bahan baku yang nilainya tinggi berbeda dengan persediaan yang nilainya rendah. Dalam metode ABC, persediaan bahan baku digolongkan menjadi tiga kelompok atas dasar nilainya, yaitu (1) kelompok A yang nilainya tertinggi, (2) kelompok B yang nilainya sedang, dan (3) kelompok C yang nilainya terendah. Kelompok A mempunyai karakteristik pengendalian sebagai berikut: (1) jumlah persediaan minimal kecil, (2) tingkat review tinggi, (3) tingkat pemesanan tinggi, (4) membutuhkan pencatatan rinci, dan (5) tingkat pengawasan tinggi. Kelompok C mempunyai karakteristik pengendalian sebagai berikut: (1) jumlah persediaan minimal besar, (2) tingkat review rendah, (3) tingkat pemesanan rendah, (4) tidak membutuhkan pencatatan perpetual, dan (5) tingkat pengawasan rendah.

Contoh
Berikut ini adalah informasi tentang pemakaian bahan baku selama tahun 1999 dan harga pokok bahan baku per unit.
Jenis Bahan Baku Pemakaian Bahan per Tahun Harga Pokok per Unit
1
2
3
4
5
6
7
8
9 800 unit
1.600 unit
2.600 unit
4.500 unit
4.500 unit
5.000 unit
5.000 unit
12.000 unit
14.000 unit Rp20.000,00
7.500,00
10.000,00
1.000,00
2.000,00
50,00
1.050,00
50,00
100,00
Pertanyaan:
Buatlah pengelompokkan bahan baku menurut metode ABC.

1.4. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang digunakan untuk memproses bahan menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja dibedakan menjadi biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang langsung menangani proses pengubahan bahan menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan salah satu elemen biaya utama. Biaya tenaga kerja tidak langsung menjadi elemen biaya overhead pabrik.

1.5. Akuntansi Biaya Tenaga Kerja
Akuntansi biaya tenaga kerja dibedakan ke dalam tiga kegiatan, yaitu (1) penghitungan biaya tenaga kerja per karyawan, (3) perhitungan total biaya tenaga kerja, dan (3) alokasi biaya tenaga kerja. Untuk melakukan kegiatan tersebut diperlukan dokumen kartu jam hadir (time card/clock card) dan kartu jam kerja (labor job ticket). Kartu jam hadir mencatat jam kerja karyawan setiap harinya, sedang kartu jam kerja mencatat jam kerja yang dilakukannya untuk mengerjakan produk tertentu.

Contoh kartu jam hadir:

Nama karyawan:
No. Induk:
Minggu yang berakhir: Bagus Santoso
101115
8 Juli 2000
Minggu
2/7/2000 Senin
3/7/2000 Selasa
4/7/2000 Rabu
5/7/2000 Kamis
6/7/2000 Jum'at
7/7/2000 Sabtu
8/7/2000
- 08.00 08.00 08.00 08.00 08.00 -
- 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 -
- 16.00 16.00 16.00 16.00 16.00 -
Jumlah jam kerja normal:
Lembur:
Total jam kerja 35 jam
0 jam
35 jam Istirahat: jam 12.00 - 13.00

Contoh kartu jam kerja:

KARTU JAM KERJA

Produk No.:
Tanggal:
Mulai:
Istirahat:
Berakhir:
Total: 100
8/7/2000
08.00
1 jam
16.00
7 jam Departemen:
Karyawan:
Tarif upah:


Total upah: Pemotongan
Bagus Santoso
Rp2.000,00


Rp14.000,00

Biaya tenaga kerja (upah) untuk setiap karyawan dihitung atas dasar "kartu jam hadir", sedang biaya tenaga kerja secara total dihitung dengan menjumlah biaya tenaga kerja per karyawan. Selanjutnya total biaya tenaga kerja ini harus dialokasikan/dibebankan kepada pesanan tertentu, departemen tertentu atau produk tertentu yang menikmati biaya tersebut. Pembebanan ini didasarkan atas jumlah jam kerja yang terdapat dalam "kartu jam kerja".
Contoh
PT Makmur membayar gaji dan upah karyawannya setiap tanggal 25 per bulannya. Gaji dan upah yang dibayar tanggal 25 Juli 2000 adalah:
Biaya tenaga kerja langsung (produksi) Rp10.000.000,00
Biaya tenaga kerja tidak langsung (produksi) 2.000.000,00
Biaya tenaga kerja Bagian Administrasi 5.000.000,00
Biaya tenaga kerja Bagian Pemasaran 3.000.000,00
Total gaji dan upah Rp20.000.000,00
Potongan-potongan:
Pajak penghasilan karyawan (1.500.000,00)
Iuran pensiun (400.000,00)
Iuran koperasi (100.000,00)
Gaji dan upah yang dibayar Rp18.000.000,00

Iuran pensiun dan iuran koperasi diserahkan oleh perusahaan setiap akhir bulan, sedang PPh karyawan disetor ke kas negara melalui bank persepsi setiap tanggal 10 bulan berikutnya.
Pertanyaan:
1. Buatlah jurnal untuk mencatat pembayaran gaji dan upah pada tanggal 25 Juli 2000.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat penyerahan iuran pensiun dan iuran koperasi pada tanggal 31 Juli 2000.
3. Buatlah jurnal untuk mencatat setoran PPh karyawan pada tanggal 10 Agustus 2000.

1.6. Masalah Khusus yang Berhubungan dengan Biaya Tenaga Kerja
Masalah-masalah yang berhubungan dengan biaya tenaga kerja, termasuk akuntansinya, terdiri atas (1) pajak, (2) shift premium, (3) overtime premium, (4) idle time, (5) minimum guaranteed wage and incentive plans.

Pajak Penghasilan Karyawan

Pajak penghasilan karyawan adalah pajak yang dikenakan terhadap karyawan atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.

Contoh
Berikut ini adalah upah yang diterima oleh dua karyawan UD Aneka pada bulan Juli 2000:
Nama Hari Kerja Tarif Upah/Hari Status
Riyanto 24 Rp25.000,00 Kawin, tanpa anak
Novianto 25 Rp20.000,00 Kawin, 2 anak

Upah tersebut dibayar setiap akhir bulan, sedang PPh karyawan disetor ke kas negara setiap tanggal 10 bulan berikutnya.
Pertanyaan:
1. Hitunglah PPh kedua karyawan tersebut untuk bulan Juli 2000.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat pembayaran gaji dan upah pada tanggal 31 Juli 2000.
3. Buatlah jurnal untuk mencatat setoran PPh karyawan pada tanggal 10 Agustus 2000.


1. Perhitungan PPh Karyawan:
a. Riyanto:
Upah Juli 2000 = 24 x Rp25.0000,00 = Rp600.000,00
Upah setahun = 12 x Rp600.000,00 = Rp7.200.000,00
PTKP setahun:
Untuk wajib pajak = Rp2.880.000,00
Untuk wajib pajak kawin = 1.440.000,00
4.320.000,00
Penghasilan kena pajak Rp2.880.000,00
PPh setahun = 10% x Rp2.880.000,00 = Rp288.000,00
PPh sebulan (Juli 2000) = Rp288.000,00/12 = Rp24.000,00

b. Novianto:
Upah Juli 2000 = 25 x Rp20.0000,00 = Rp500.000,00
Upah setahun = 12 x Rp500.000,00 = Rp6.000.000,00
PTKP setahun:
Untuk wajib pajak = Rp2.880.000,00
Untuk wajib pajak kawin = 1.440.000,00
Tambahan 2 anak = 2.880.000,00
7.200.000,00
Penghasilan kena pajak Rp0,00
PPh setahun = nihil
PPh sebulan = nihil

Biaya Gaji dan Upah = 1.100.000 dan PPh Karyawan 24.000

PBDP 1.100.000
Utang PPh Karyawan Rp24.000
Kas 1.076.000

Utang PPh Karyawan Rp24.000
Kas Rp24.000

Jika disesuaikan perhitungan PPH 21 nya dengan aturan sekarang!!!!!!
2. Perhitungan PPh Karyawan:
a. Riyanto:
Upah Juli 2008 = 24 x Rp25.0000,00 = Rp600.000,00
Upah setahun = 12 x Rp600.000,00 = Rp7.200.000,00
PTKP setahun:
Untuk wajib pajak = Rp13.200.000,00
Untuk wajib pajak kawin = 1.200.000,00
14.400.000,00
Penghasilan kena pajak Rp00,00
PPh setahun = Rp00,00
PPh sebulan (Juli 2008) = Rp0

b. Novianto:
Upah Juli 2008 = 25 x Rp20.0000,00 = Rp500.000,00
Upah setahun = 12 x Rp500.000,00 = Rp6.000.000,00
PTKP setahun:
Untuk wajib pajak = Rp13.200.000,00
Untuk wajib pajak kawin = 1.200.000,00
Tambahan 2 anak = 2.400.000,00
16.800.000,00
Penghasilan kena pajak Rp0,00
PPh setahun = nihil
PPh sebulan = nihil



Shift Premium

Shift premium adalah perbedaan tarif upah yang disebabkan karena perbedaan shift kerja. Shift premium ini diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik.

Contoh
PT Sentosa berproduksi dalam tiga shift setiap harinya, yaitu shift pertama: jam 07.00 s.d. 15.00, shift kedua: jam 15.00 s.d. 23.00, dan shift ketiga: jam 23.00 s.d. 07.00. Tarif upah untuk shift pertama adalah Rp1.500,00, shift kedua Rp2.000,00, dan shift ketiga Rp2.500,00. Dalam bulan Juli 2000, total jam kerja untuk setiap shift adalah: shift pertama 50 jam, shift kedua 40 jam, dan shift ketiga 40 jam.
Pertanyaan:
1. Hitunglah total biaya tenaga kerja normal.
2. Hitunglah shift premium.
3. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja tersebut pada akhir Juli 2000 (asumsinya gaji dan upah dibayar tanggal 1 bulan berikutnya).

Overtime Premium

Overtime premium (lembur) adalah selisih jam kerja di atas jam kerja normal dikalikan dengan selisih tarif upah. Tarif lembur ditetapkan lebih tinggi dari pada tarif upah normal, biasanya tarif upah lembur 1,5 kali tarif upah normal. Perlakuan akuntansi terhadap overtime premium dipengaruhi oleh penyebab terjadi lembur. Ada tiga perlakuan akuntansi terhadap overtime premium: (1) overtime premium diakui sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung (biaya overhead pabrik), (2) overtime premium diakui sebagai biaya tenaga kerja langsung (persediaan barang dalam proses), dan (3) overtime premium diakui sebagai elemen rugi-laba (rugi kelebihan jam kerja).
Overtime premium (lembur) diakui sebagai biaya overhead pabrik jika terjadinya lembur sudah direncanakan sebelumnya. Overtime premium diakui sebagai persediaan barang dalam proses jika terjadinya lembur karena kebutuhan tambahan waktu untuk segera menyelesaikan pesanan atau produk tertentu sesuai permintaan. Overtime premium diakui sebagai rugi kelebihan jam kerja jika terjadinya karena kesalahan karyawan atau kemampuan karyawan yang rendah.

Contoh
Dalam bulan Juli 2000, jam kerja karyawan adalah 180 jam. Dari 180 jam kerja tersebut, 144 jam adalah jam kerja normal. Tarif jam kerja normal adalah Rp6.000,00, sedang tarif jam lembur adalah Rp9.000,00. Upah bulan Juli 2000 akan dibayar pada awal Agustus 2000.
Pertanyaan:
1. Hitunglah biaya tenaga kerja normal dan overtime premium selama bulan Juli 2000.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja pada akhir Juli 2000 jika overtime premium diakui sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung.
3. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja pada akhir Juli 2000 jika overtime premium diakui sebagai biaya tenaga kerja langsung.
4. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja pada akhir Juli 2000 jika overtime premium diakui sebagai elemen rugi-laba.

Idle Time

Idle time adalah biaya tenaga kerja yang tetap dibayar walaupun karyawan tidak mengerjakan proses produksi. Penyebab idle time dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) sifat proses produksi menyebabkan karyawan tertentu harus menunggu terlebih dahulu pada saat tertentu (2) karyawan mengganggur akibat kesalahan yang dilakukannya. Idle time yang diakibatkan sebab pertama diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik, sedang yang diakibatkan sebab kedua diperlakukan sebagai rugi idle time.

Contoh
Dalam bulan Juli 2000, Hartono bekerja selama 160 jam. Dari 160 jam kerja tersebut, 16 jam adalah idle time. Tarif upah per jam Rp8.000,00. Upah bulan Juli 2000 akan dibayar pada awal Agustus 2000.
Pertanyaan:
1. Hitunglah biaya tenaga kerja normal dan idle time untuk Hartono.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan upah Hartono pada akhir Juli 2000 jika idle time diakui sebagai biaya overhead pabrik.
3. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan upah Hartono pada akhir Juli 2000 jika idle time diakui sebagai rugi idle time.




Minimum Guaranteed Wage And Incentive Plans

Upah langsung biasanya dibayar atas dasar unit yang diproduksi atau jam kerja yang dilakukan dikalikan dengan tarif upahnya. Untuk meningkatkan produktifitas karyawan, banyak perusahaan yang menetapkan upah dengan sistem insentif. Sistem upah ini akan menguntungkan baik bagi karyawan lama maupun karyawan baru. Karyawan lama dengan tingkat kemahiran (skill) yang sudah tinggi mempunyai produktifitas di atas normal sehingga selain mendapat upah normal juga akan mendapat insentif. Karyawan baru karena belum mempunyai keahlian produktifitasnya di bawah normal tetapi karyawan tersebut tetap mendapat upah normal. Sistem insentif semacam ini disebut the Gant Task System yang contoh perhitungannya dapat dilihat dalam Contoh 1. Kekurangan produktifitas karyawan baru diakui sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya.
Selain the Gant Task System tersebut di atas, sistem insentif dapat menggunakan Bonus Plan and the Taylor Differential Piece-Rate System. Dalam sistem ini, karyawan yang telah memenuhi atau melampaui standar tertentu akan mendapat bonus. Standar tersebut bisa berupa masa kerja atau unit produk. Bonus yang diterima karyawan akan diakui sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya. Bonus ini umumnya akan diterima karyawan pada akhir tahun. Perhitungan bonus dengan sistem ini dapat dilihat contohnya dalam Contoh 2.
Selain sistem tersebut di atas, peningkatan produktifitas karyawan dapat dilakukan dengan memberikan uang cuti. Uang cuti yang diterima karyawan didasarkan atas standar yang ditetapkan, misal masa kerja. Uang cuti ini diambil pada saat karyawan mengambil cuti tahunan. Uang cuti akan diakui sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya. Perhitungan uang cuti ini dapat dilihat contohnya dalam Contoh 3.

Contoh 1
PT Tinomas pada tahun 2000 menetapkan upah dengan sistem insentif. Karyawan langsung pabrik dibayar dengan tarif upah Rp3.000,00 per unit dengan upah minimum Rp800.000,00 per bulan. Berikut ini adalah data unit produk yang dihasilkan oleh setiap karyawan yang semuanya bekerja penuh dalam bulan Juli 2000.
Nama Unit Produk
Andi Hermanto
Bagyo Purwanto
Edi Santoso
Feri Setiawan
Gani Handoko
Handi Nugroho 240 unit
275 unit
250 unit
285 unit
270 unit
265 unit
Pertanyaan:
1. Hitunglah upah setiap karyawan atas dasar produktifitasnya, upah yang diterima setiap karyawan, dan selisih kurang upah karyawan.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja bulan Juli 2000 tersebut jika upah dibayar setiap tanggal 1 bulan berikutnya.





Contoh 2

PT Candi Indah setiap akhir tahun memberi penghargaan berupa bonus sebesar dua bulan upah kepada karyawan yang telah bekerja lebih dari satu tahun. Berikut ini adalah data masa kerja dan upah per bulan karyawan PT Candi Indah pada bulan Juli 2000.
Nama Masa Kerja Upah Bulanan
Agung Susetyo
Bagus Indrawan
Candra Darusman
Dedi Hartawan
Endro Gunawan
Hary Ramelan 3 tahun
10 tahun
½ tahun
4 tahun
5 tahun
6 tahun Rp420.000,00
570.000,00
396.000,00
360.000,00
468.000,00
510.000,00
Pertanyaan:
1. Hitunglah bonus yang terutang untuk setiap karyawan per bulan.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja pada tanggal 31 Juli 2000.

Contoh 3

PT Harapan mempunyai kebijakan untuk memberikan uang cuti tahunan jika telah bekerja selama 1 tahun. Pemberian uang cuti diatur dengan ketentuan sebagai berikut.
Masa kerja 1 .s.d. 5,99 tahun mendapat uang cuti 1 minggu upah.
Masa kerja 6 .s.d. 10 tahun mendapat uang cuti 2 minggu upah.
Masa kerja lebih dari 10 tahun mendapat uang cuti 3 minggu upah.
Berikut ini adalah data tentang masa kerja dan upah bulanan pada Juli 2000.
Nama Masa Kerja Upah Mingguan
Abu Asmoko
Cecep Lesmana
Lambang Ashari
Landu Ismanto
Nanang Hadi
Sardi Haryanto
Tatang Yunus
Bondan Himawan
Toro Hermawan
Tino Sunarto 6 tahun
1½ tahun
7 tahun
5¾ tahun
12 tahun
8 tahun
½ tahun
1 tahun
9 tahun
15 tahun Rp210.000,00
180.000,00
300.000,00
270.000,00
392.000,00
288.000,00
150.000,00
150.000,00
300.000,00
440.000,00
Pertanyaan:
1. Hitunglah uang cuti yang terutang untuk setiap karyawan per minggu.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja pada setiap minggu.

contoh tugas akhir akuntansi biaya

ANALISIS BIAYA PEMASARAN DAN
PROFITABILITAS BERDASARKAN JENIS PRODUK
PADA PT. TIRTA EKA PERKASA SEMARANG
TUGAS AKHIR
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Akuntansi
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Herawati
NIM 3351302554
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN EKONOMI
2005
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tugas Akhir ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke
sidang panitia ujian Tugas Akhir pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I
Dra. Sri Kustini
NIP. 130795082
Mengetahui
Ketua Jurusan Ekonomi
Drs. Kusmuriyanto, M.Si
NIP. 131404309
PENGESAHAN KELULUSAN
Tugas Akhir ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Tugas Akhir
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Senin
Tanggal : 22 Agustus 2005
Penguji Tugas Akhir
Ketua Anggota I
Dra. Sri Kustini Dra. Murwatiningsih, MM.
NIP. 130795082 NIP. 130812919
Mengetahui:
Dekan,
Drs. Sunardi
NIP. 130367998
SARI
Herawati. 2005..Analisis Biaya Pemasaran dan Profitabilitas Berdasarkan Jenis
Produk pada PT. Tirta Eka Perkasa Semarang. Jurusan Ekonomi Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Semarang. 75 h.
Kata kunci : Biaya Pemasaran, Profitabilitas
Biaya pemasaran yang di keluarkan mempengaruhi besarnya profitabilitas yang di
dapat oleh perusahaan. Biaya pemasaran yang dapat dikelola dengan baik akan
memberikan profitabilitas yang tinggi bagi perusahaan. Kenyataannnya pada PT.
Tirta Eka Perkasa Semarang ini profitabilitas yang didapat oleh perusahaan belum
maksimal, hal ini dapat dilihat bahwa produk dalam kemasan cup belum
memberikan keuntungan bagi perusahaan, sehingga laba perusahaan relatif kecil.
Permasalahan yang di kaji dalam penelitian ini adalah Seberapa besar biaya
pemasaran yang dikeluarkan pada tahun 2002 sampai 2004 serta bagaimana
pengalokasian biaya pemasaran tersebut ke dalam tiap jenis produk dan Seberapa
besar profitabilitas yang yang didapat dari tiap jenis produk. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui biaya pemasaran yang dikeluarkan perusahaan dari
tahun 2002 sampai 2004, serta mengalokasikan biaya pemasaran tersebut ke
dalam tiap jenis produk dan untuk mengetahui seberapa besar profitabilitas setiap
jenis produk.
Objek kajian penelitian ini adalah biaya pemasaran dan profitabilitas tahun
2002 – 2004, dimana PT. Tirta Eka Perkasa sebagai objek penelitian. Ada 2 (dua)
variabel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu biaya pemasaran tahun 2002-
2004, dan profitabilitas berdasarkan jenis produk dalam kemasan tahun 2002-
2004. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi,
wawancara dan observasi. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan tekhnik
diskrpitif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pemasaran pada PT. Tirta Eka
Perkasa Semarang dari tahun 2002 ke 2003 mengalami kenaikan. Kenaikan biaya
pemasaran dari tahun 2002 ke 2003 sebesar 27%, dengan kenaikan biaya ini
perusahaan mengalami penurunan laba sebesar 57%. Tahun 2003 ke 2004 biaya
pemasaran mengalami penurunan sebesar 23% dan mengakibatkan kenaikan laba
sebesar 1,6%.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya
pemasaran pada PT. Tirta Eka Perkasa Semarang tahun 2003 belum dikelola
dengan baik. Hal ini dapat dilihat bahwa dengan kenaikan biaya sebesar 27%
menyebabkan penurunan laba sebesar 57%. Profitabilitas berdasarkan jenis
produk dalam kemasan menunnjukkan bahwa setiap tahun produk dalam kemasan
cup selalu mengalami kerugian, sedangkan produk dalam kemasan galon selalu
menghasilkan laba bagi perusahaan. Dengan keadaan seperti ini maka laba
keseluruhan perusahaan semakin kecil. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi perusahaan. Perusahaan diharapkan dapat mencermati biaya
pemasaran yang telah dikeluarkan untuk memaksimalkan laba yang didapat
berdasarkan jenis produk dalam kemasan dari tahun ke tahun serta berusaha
mencarikan solusi yang terbaik kepada produk agar lebih baik dari segi kualitas
maupun desain dengan cara mengadakan penelitian kualitas produk maupun riset
pangsa pasar.
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam tugas akhir ini benar – benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan lain yang terdapat dalam tugas akhir ini dikutip
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Herawati
NIM. 3351302554
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
1. Jiwa yang kuat, menderita tanpa mengeluh, jiwa yang
lemah mengeluh tanpa menderita
2. Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni
kehidupan menjadi halus, dengan agama kehidupan
menjadi terarah dan bermakna (H. A. Mukti Ali).
3. Apapaun saya bisa jika saya mau.
Dengan jiwa yang meredup
syahdu
Ditimpa puluhan rindu
Yang lembut berlagu
Pada mata yang berkaca selalu
Ayah Bunda
Bingkaian kalbu
Beserta dosen-dosenku
penyantun ilmu
Dan juga sahabatku
Pelega sepi usirkan sendu
Inilah persembahanku
Teramat biasa bagi serupa ayu
Yaitu wajah kasih sayangmu
PRAKATA
Alhamdulillah selalu menggembuncah di hati kepada-Mu Ar-robb, atas
tiap tetesan yang tercurah tanpa mampu terbalas. Tertuturlah sholawat berikut
salam kepadamu Muhammad saw, insan kerinduan, karena benderang telah kau
bawa pada pekat warna semesta.
Hanya rasa syukur yang memenuhi kalbu ketika penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah
satu syarat akademis dalam menyelesaikan Program Diploma III Jurusan Ekonomi
Akuntansi Universitas Negeri Semarang.
Kesulitan dari berbagai rintangan yang menimbulkan rasa susah, putus asa
dan kekecewaan dalam penggarapan Tugas Akhir ini begitu mudah terhapus
ketika penulis menyadari begitu banyaknya pengalaman dan hikmah yaang
didapat dari awal hingga akhir penulisan Tugas Akhir ini.
Tiada kata yang lebih melegakan selain terima kasih sepanjang hembusan
waktu kepada segenap orang – orang yang turut serta membantu dalam
mewujudkan tugas akhir ini :
1. Ayah, bunda tercinta , yang selalu menguatkanku dengan segala doa restumu.
2. Drs. Kusmuriyanto, M.si, ketua Jurusan Ekonomi
3. Drs. Sukirman, M.si, Ketua Program Studi Akuntansi.
Ibu Dra. Sri Kustini, Selaku dosen pembimbing.
Ibu Dra. Murwatiningsih, MM, Penguji Tugas Akhir.
Mbak Ade, atas segala kerelaannya meluangkan sebagian waktu untuk
menyediakan data – data yang di perlukan penulis.
Mbak Tutik, atas informasi yang telah di berikan kepada penulis.
Seluruh staf PT. Tirta Eka Perkasa Semarang.
Sahabat – sahabatku dan rekan –rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, yang telah banyak membantu selama proses penggarapan tugas akhir
ini.
Tidak ada sesuatu yang bisa penulis berikan atas jasa-jasa beliau, selain
doa dari penulis semoga Allah memberikan ridho dan balasan atas jasa-jasa serta
pengorbanan beliau.
Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi almamater dan semua pihak yang
Memerlukan.
Semarang, ………….2005
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN............................................................................. i
SARI........................................................................................................................
PERYATAAN ........................................................................................................ i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................................... i
PRAKATA..............................................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ..................................................................................................
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah......................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ...............................................................................5
1.3. Penegasan Istilah .................................................................................5
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................................7
1.5.Sistematika Penulisan Tugas Akhir......................................................9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Biaya ..................................................................................................
2.1.1. Pengertian Biaya .....................................................................
2.2. Pemasaran ...........................................................................................
2.2.1. Pengertian Pemasaran ............................................................
2.2.2.Kegiatan Pemasaran................................................................
2.3. Biaya Pemasaran .................................................................................
2.3.1. Pengertian Biaya Pemasaran ..................................................
2.3.2. Penggolongan Biaya Pemasaran ...........................................
2.3.3. Karakteristik Biaya Pemasaran ............................................
2.3.4. Analisis Biaya Pemasaran ....................................................
2.4. Profitabilitas ........................................................................................
2.4.1. Pengertian Profitabilitas .......................................................
2.4.2. Analisis Profitabilitas ...........................................................
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Obyek Kajian .....................................................................................
3.2. Variabel Penelitian ..............................................................................
3.3. Metode Pengumpulan Data................................................................
3.4. Metode Analisis Data..........................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ...................................................................................
4.2. Analisis Data ......................................................................................
4.3. Pembahasan.........................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan .........................................................................................
5.2. Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Profitabilitas berdasarkan jenis produk..............................................................4
2. Dasar alokasi fungsi pemasaran.........................................................................
3. Dasar alokasi biaya pemasaran ..........................................................................
4. Perhitungan tarif biaya pemasaran.....................................................................
5. Data biaya pemasaran 2002-2004......................................................................
6. Data biaya menurut fungsi pemasaran...............................................................
7. Data dasar alokasi……………..........................................................................
8. Dasar alokasi biaya pemasaran ..........................................................................
9. Tarif alokasi biaya pemasaran ...........................................................................
10.Analisis profitabilitas…….. ..............................................................................
11. Analisis profitabilitas tahun 2002-2002……………………………………….
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Struktur Organisasi PT. Tirta Eka Perkasa Semarang .......................................
2. Proses Produksi PT. Tirta Eka Perkasa Semarang.............................................
3. Grafik Analisis Biaya Pemasaran dan Profitabilitas
Berdasarkan Jenis Produk ..................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data biaya pemasaran dan dasar alokasi biaya ..................................................
2. Analisis biaya pemasaran dan profitabilitas berdasarkan
jenis produk tahun 2002....................................................................................
3. Analisis biaya pemasaran dan profitabilitas berdasarkan
jenis produk tahun 2003.....................................................................................
4. Analisis biaya pemasaran dan profitabilitas berdasarkan
jenis produk tahun 2004.....................................................................................
5. Surat keterangan penelitian................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Pada hakekatnya suatu perusahaan yang didirikan mempunyai harapan
dan tujuan bahwa di kemudian hari akan mengalami perkembangan yang
pesat di dalam lingkungan usaha dari perusahaan tersebut dan menginginkan
adanya profitabilitas yang tinggi. Harapan tersebut dapat tercapai apabila
manajemen perusahaan selalu berusaha agar nilai keluaran lebih tinggi dari
nilai masukan yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran tersebut, atau
dengan kata lain biaya yang dikorbankan lebih rendah dengan hasil yang lebih
tinggi. Dengan demikian perusahaan dapat menghasilkan laba sesuai yang
diinginkan. Dengan laba usaha tersebut, perusahaan akan memiliki
kemampuan untuk berkembang dan tetap mampu mempertahankan
eksistensinya sebagai suatu sistem dimasa yang akan datang.
Dalam perusahaan yang mengolah suatu produk untuk dijual kembali,
biaya-biaya yang timbul meliputi biaya produksi, biaya administrasi dan biaya
pemasaran produk.
􀂾 Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual; biaya ini meliputi biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
􀂾 Biaya Administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk
mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk; biaya ini
meliputi gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, biaya fotokopi dan
lain sebagainya.
􀂾 Biaya pemasaran produk merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk; meliputi biaya iklan, biaya
promosi, biaya angkut penjualan, gaji bagian pemasaran dan lain
sebagainya (Mulyadi, 1991: 14-15).
Dalam perusahaan yang mengolah bahan menjadi produk jadi,
perhatian manajemen semula dipusatkan pada bidang produksi, sehingga
sebagian besar kegiatan akuntansi biaya ditujukan untuk menyediakan
informasi biaya produksi bagi kepentingan manajemen. Dengan semakin
meningkatnya persaingan memperebutkan pasar, perhatian manajemen
bergeser ke pemasaran produknya, karena kegiatan produksi saja tidak akan
menjamin dihasilkannya laba, jika pemasaran produk tidak mampu merebut
pasar. Oleh karena itu, manajemen perusahaan dituntut untuk memperluas
perhatiannya dibidang pemasaran produknya.
Pemasaran mempertemukan produk perusahaan dengan pasar guna
memuaskan kebutuhan pelanggan dan menghasilkan laba yang layak bagi
perusahaan. Para manajer perusahaan harus mengambil keputusan mengenai
jenis, rancangan, warna, ukuran, pengepakan produk, harga jual, iklan, dan
distribusi yang akan dilaksanakan. Keputusan yang beraneka ragam ini perlu
diorganisasi, direncanakan dan dikendalikan (Matz, 1993: 410-411).
Biaya pemasaran adalah semua biaya yang terjadi sejak produk selesai
diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai dengan produk tersebut diubah
kembali dalam bentuk uang tunai (Mulyadi, 1991 : 529).
Adanya biaya-biaya ini akan menambah biaya yang telah dikeluarkan
dalam memproduksi produk. Agar biaya pemasaran ini dapat efektif maka
para manajer harus berusaha mengendalikan dan memperhitungkan dengan
cermat.
Pengendalian dan analisis biaya pemasaran merupakan dua kegiatan
yang saling melengkapi dan bersangkut paut dengan pengalokasian beban
pemasaran ke berbagai kelompok biaya seperti wilayah, pelanggan, dan
produk. Pengaruh penjualan dari setiap produk sangat dipertimbangkan dalam
perencanaan dan pengendalian usaha penjualan. Volume penjualan yang tinggi
dan laba perusahaan secara keseluruhan tidak selalu berarti bahwa semuanya
beres. Produk yang menguntungkan dan tidak menguntungkan harus
diidentifikasi sehingga dapat diputuskan produk yang akan dipertahankan
dalam pasaran.
Disatu sisi banyak perusahaan yang sedang mengembangkan
produknya kepasaran kurang memperhatikan analisis biaya pemasaran. Hal ini
menyebabkan laba yang diperoleh perusahaan kurang efektif, karena biayabiaya
yang tidak dikendalikan.
Pada PT. Tirta Eka Perkasa Semarang, produk yang dihasilkan yaitu
air minum kemasan banyak bersaing dengan produk-produk lain sejenis. Hal
ini memerlukan kerja keras dari manajer perusahaan untuk mengembangkan
produknya agar mendapatkan tempat dipasaran.
Pada kenyataannya penjualan produk yang dilakukan PT. Tirta Eka
Perkasa ini kurang mendapatkan tempat dipasaran. Hal ini dapat terlihat
dengan kurang minatnya konsumen untuk membeli produknya. Salah satu
faktor yang mempengaruhi rendahnya penjualan adalah sistem kegiatan
pemasaran yang tidak begitu diperhatikan oleh perusahaan.
Usaha pemasaran yang baik sangat berpengaruh terhadap volume
penjualan produk. Promosi, saluran distribusi serta kegiatan pemasaran
lainnya harus dilaksanakan dengan baik. Biaya yang timbul sebagai akibat dari
pemasaran produk ini harus dikontrol agar tidak terlalu rendah juga tidak
terlalu tinggi. Dengan demikian perusahaan dapat memperoleh laba yang
diharapkan.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis ingin
menganalisis biaya pemasaran dan profitabilitas berdasarkan jenis produk PT.
Tirta Eka Perkasa Semarang. Dengan ini penulis mengambil judul
“ANALISIS BIAYA PEMASARAN DAN PROFITABILITAS
BERDASARKAN JENIS PRODUK PADA PT. TIRTA EKA PERKASA
SEMARANG”.
B. PERUMUSAN MASALAH
Tugas Akhir ini membahas tentang analisis biaya pemasaran dan
profitabilitas berdasarkan jenis produk, adapun pokok – pokok permasalahan
yang penulis teliti adalah :
1. Seberapa besar biaya pemasaran yang dikeluarkan pada tahun 2002 sampai
2004 serta bagaimana pengalokasian biaya pemasaran tersebut ke dalam
tiap jenis produk ?
2. Seberapa besar profitabilitas yang yang didapat dari tiap jenis produk ?
C. PENEGASAN ISTILAH
Untuk memperjelas pengertian dari judul penelitian, maka diperlukan
beberapa penegasan istilah sebagai berikut:
1. Analisis
Analisis adalah penguraian salah satu pokok atas berbagai
bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antara bagian
untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan
( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003 : 43 ).
2. Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran adalah semua biaya yang sejak saat produk
selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai dengan produk
tersebut berubah kembali dalam bentuk uang tunai (Mulyadi, 1991: 529).
Biaya pemasaran dalam penelitian ini adalah semua biaya yang
telah dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka menjual produknya
sampai ke tangan konsumen.
3. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kelebihan (defisit) penghasilan diatas biaya
selama satu periode akuntansi (Harahap, 2001: 226).
Profitabilitas dalam penelitian ini adalah laba yang diperoleh dari
penjualan setiap jenis produk.
4. Jenis Produk
Jenis produk adalah setiap jenis produk yang dijual oleh
perusahaan. Jenis produk dalam penelitian ini adalah jenis produk
berdasarkan kemasannya.
5. PT. Tirta Eka Perkasa Semarang
Merupakan sebuah pabrik air minum yang berada di Ds. Ampel
Gading, Kel. Kalisegoro, Kec. Gunungpati, Semarang, serta berkantor
pusat di Jl. Taman Sudirman No. 02 Semarang. Merupakan tempat atau
objek yang diambil peneliti untuk mengadakan penelitian.
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN.
Di dalam pembuatan Tugas akhir ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui biaya pemasaran yang dikeluarkan perusahaan dari
tahun 2002 sampai 2004, serta mengalokasikan biaya pemasran tersebut
ke dalam tiap jenis produk.
2. Untuk mengetahui profitabilitas dari tiap jenis produk.
Manfaat dari penulisan tugas askhir ini adalah :
1. Bagi perusahaan
a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi PT. Tirta Eka Perkasa Semarang
untuk dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
mengelola biaya pemasaran secara efektif.
b. Berguna bagi manajer pemasaran untuk memilih produk yang lebih
menguntungkan bagi perusahaan.
2. Bagi Akademik
Menambah informasi dan referensi tentang analisis biaya pemasaran dan
profitabilitas berdasarkan jenis produk bagi perpustakaan jurusan
Ekonomi Fakultas Ilmu Sosial universitas Negeri Semarang.
3. Bagi Penulis
a. Sebagai sarana untuk mentransformasikan teori-teori yang didapat
dibangku kuliah khususnya Akuntansi Biaya dan Akuntansi
Manajemen.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan
dan wawasan bagi penulis khususnya.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan Tugas Akhir merupakan garis besar penyusunan
yang bertujuan memudahkan pemikiran dalam memahami secara keseluruhan
isi dari Tugas Akhir. Adapun sistematika dalam penulisan Tugas Akhir ini
adalah sebagai berikut:
A. Bagian pengantar Tugas Akhir berisi: judul Tugas Akhir, pengesahan,
motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran.
B. Bagian utama Tugas Akhir terdiri:
BAB I : Pendahuluan, berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II : Landasan teori, bagian ini memaparkan teori yang terkait
dengan analisis biaya pemasaran.
BAB III: Metode penelitian, berisi objek kajian variabel penelitian,
metode pengumpulan data, dan metode penganalisaan data.
BAB IV : Hasil analisa dan pembahasan
BAB V : Penutup, berisi simpulan dan saran
C. Bagian pelengkap dari Tugas Akhir berisi daftar pustaka dan lampiranlampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. BIAYA
1. Pengertian Biaya
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam
satuan uang. Yang telah terjadi atau yang kemungkinan terjadi untuk
tujuan tertentu ( Mulyadi, 1991 : 8 – 9 ).
Biaya dapat diartikan sebagai kas / nilai ekuivalen kas yang
dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan
memberi manfaat saat ini atau dimasa yang akan datang bagi organisasi
(Hansen, Mowen, 2004 : 40).
Biaya adalah sumber ekonomi yang dikorbankan untuk mencapai
sasaran tertentu ( Horngren, 1994 : 28 ).
Dari pengertian biaya diatas dapat disimpulkan bahwa biaya
adalah sesuatu yang dikeluarkan untuk membiayai suatu kegiatan tertentu
dimana dengan biaya tersebut akan diperoleh manfaat.
B. PEMASARAN
1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran / marketing dapat di definisikan semua kegiatan yang
bersangkutan denganberpindahnya barang dari produsen pertama ke
knsumen ( Sriyadi, 1991 : 155 ).
Pemasaran juga dapat diartikan sebagai sistem keseluruhan dari
kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan menditribusikan barang dan jasa yang dapat
memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial ( Basu Swasta, 1996 : 10 ).
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran
adalah suatu sistem yang saling berhubungan yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, dan mempromosikan barang dan jasa
kepada konsumen.
2. Kegiatan Pemasaran
Kegiatan pemasaran dimulai tidak hanya pada saat produksi
selesai, tetapi dimulai sejak sebelum barang di produksi dan tidak berakhir
dengan penjualan. Kegiatan dalam pemasaran ini di tujukan untuk
memberikan kepuasan baik kepada penjual maupun pembeli. Adapun
kegiatan pemasaran ini dapat dibagi menjadi dua :
a. Kegiatan pemasaran sebelum produk di produksi
• Perencanaan produk
Merencanakan produk yang akan di produksi meliputi
pembentukan jenis produk, desain produk dan lain sebagainya.
• Penetapan harga
Menentukan harga yang mencerminkan nilai kuantitatif dari
produk tersebut kepada pelanggan.
• Sistem Distribusi
Menetapkan saluran perdagangan grosir dan eceran yang di lalui
produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan
menggunakannya.
• Komunikasi pemasaran ( Promosi )
Meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan, direct
marketing dan public relations ( Tjiptono, 1997 : 7 ).
b. Kegiatan Pemasaran setelah produk selesai di produksi
• Kegiatan penjualan
• Pengepakan dan pengiriman
• Penagihan kredit
• Pencatatan transaksi penjualan ( Mulyadi, 1991 : 530 ).
C. BIAYA PEMASARAN
1. Pengertian Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran adalah semua biaya yang sejak saat produk
selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai dengan produk
tersebut berubah kembali dalam bentuk uang tunai (Mulyadi, 1991 : 529).
Menurut Kusnadi, dkk dalam bukunya Akuntansi Manajemen
Komprehensif, Tradisional dan Kontemporer, biaya pemasaran adalah
biaya yang dibebankan (segala pengeluaran) didalam penjualan suatu
barang atau jasa dari keluarnya barang sampai ke tangan pembeli.
Biaya pemasaran juga dapat diartikan semua biaya yang telah
terjadi dalam rangka memasarkan produk atau barang dagangan, dimana
biaya tersebut timbul dari saat produk atau barang dagangan siap dijual
sampai dengan di terimanya hasil penjualan menjadi kas (Supriyono,
1992: 201-202).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya pemasaran
adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk atau barang
dagangan sampai ke tangan konsumen.
2. Penggolongan Biaya Pemasaran
Secara garis besar biaya pemasaran dapat dibagi menjadi dua
golongan:
a. Biaya untuk mendapatkan pesanan (order – getting cost), yaitu biaya
yang dikeluarkan dalam usaha untuk memperoleh pesanan. Contoh
biaya yang termasuk dalam golongan ini adalah biaya gaji wiraniaga
(sales person), komisi penjulan, advertensi dan promosi.
b. Biaya untuk memenuhi pesanan (order – filling costs), yaitu semua
biaya yang dikeluarkan untuk mengusahakan agar supaya produk
sampai ke tangan pembeli dan biaya-biaya untuk mengumpulkan
piutang dari pembeli. Contoh biaya yang termasuk dalam golongan ini
adalah biaya pergudangan, biaya pembungkusan dan pengiriman, biaya
angkutan, dan biaya penagihan ( Mulyadi, 1991: 530 ).
Sedangkan menurut jenis biaya, biaya pemasaran digolongkan ke
dalam:
a. Hubungannya dengan kegiatan pemasaran, digolongkan menjadi:
1. Biaya pemasaran langsung
→ Adalah biaya pemasaran yang terjadinya atau manfaatnya dapat
diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu.
Misalnya kepada fungsi pemasaran atau pusat-pusat laba
tertentu didalam usaha pemasaran.
2. Biaya pemasaran tidak langsung
→ Adalah biaya pemasaran yang terjadinya atau manfaatnya tidak
dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu.
Misalnya kepada fungsi pemasaran atau pusat-pusat laba
tertentu didalam usaha pemasaran.
b. Hubungannya dengan variabilitas biaya terhadap volume atau
kegiatan, dalam penggolongan ini biaya dikelompokkan:
1. Biaya pemasaran tetap
→ Biaya pemasaran yang jumlah totalnya tidak berubah (konstan)
dengan adanya perubahan kegiatan atau volume pemasaran
sampai dengan tingkatan kapasitas tertentu. Elemen biaya tetap
misalnya: gaji manajer dan staf, biaya penyusutan, dan
sebagainya.
2. Biaya pemasaran variabel
→ Biaya pemasaran yang jumlah totalnya berubah secara
proporsional dengan perubahan kegiatan atau volume
pemasaran. Semakin besar volume atau kegiatan pemasaran
semakin bersar jumlah biaya pemasaran variabel, demikian
pula sebaliknya apabila volumenya rendah.
c. Penggolongan biaya pemasaran dihubungkan dengan dapat
terkendalikan atau tidaknya suatu biaya. Dalam hal ini biaya
dikelompokkan:
1. Biaya pemasaran terkendalikan
→ Biaya pemasaran yang secara langsung dapat dikendalikan atau
dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka
waktu tertentu, berdasar wewenang yang dia miliki.
2. Biaya pemasaran tidak terkendalikan
→ Biaya pemasaran yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang
pimpinan tertentu berdasar wewenang yang dia miliki, atau
tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan dalam jangka
waktu tertentu (Supriyono, 1993: 205-207).
Menurut Mulyadi dalam bukunya Akuntansi Biaya (1999: 530),
biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran digolongkan sebagai berikut:
1. Fungsi penjualan → terdiri dari kegiatan untuk memenuhi pesanan
yang diterima dari pelangggan.
Biaya fungsi penjualan terdiri dari: gaji karyawan fungsi penjualan,
biaya depresiasi kantor, biaya sewa kantor, dll.
2. Fungsi advertensi → fungsi advertensi terdiri dari kegiatan
perancangan dan pelaksanaan kegiatan untuk mendapatkan pesanan
melalui kegiatan advertensi dan promosi.
Biaya fungsi advertensi terdiri: gaji karyawan fungsi advertensi, biaya
iklan, biaya pameran, biaya promosi, biaya contoh (sampel).
3. Fungsi pergudangan → fungsi pergudangan terdiri dari kegiatan
penyimpanan produk jadi yang siap untuk dijual.
Biaya fungsi pergudangan terdiri: gaji karyawan gudang, biaya
depresiasi gudang, dan biaya sewa gudang.
4. Fungsi pembungkusan dan pengiriman → fungsi pembungkusan dan
pengiriman terdiri dari kegiatan pembungkusan produk dan
pengiriman produk kepada pembeli.
Fungsi pembungkusan dan pengiriman terdiri: gaji karyawan
pembungkusan dan pengiriman, biaya bahan pembungkus, biaya
pengiriman, biaya depresiasi kendaraan, biaya operasi kendaraan.
5. Fungsi kredit dan penagihan → fungsi kredit terdiri dari kegiatan
pemantauan kemampuan keuangan pelanggan dan penagihan piutang
dari pelanggan.
Biaya fungsi kredit dan penagihan terdiri: gaji karyawan bagian
penagihan, kerugian penghapusan piutang, potongan tunai.
6. Fungsi akuntansi pemasaran → fungsi akuntansi pemasaran terdiri dari
kegiatan pembuatan faktur dan penyelenggaraan catatan akuntansi
penjualan.
Biaya fungsi pemasaran terdiri dari: gaji karyawan fungsi akuntansi
pemasaran dan biaya kantor.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya pemasaran
dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Biaya untuk mendapatkan pesanan
→ Biaya yang dikeluarkan dalam rangka mendapatkan pesanan.
2. Biaya utnuk memenuhi pesanan
→ Biaya yang dikeluarkan dalam rangka memenuhi pesanan.
3. Biaya pemasaran langsung
→ Biaya yang berhubungan langsung dengan fungsi/kegiatan
pemasaran tertentu.
4. Biaya pemasaran tidak langsung
→ Biaya yang tidak memiliki hubungan yang jelas dengan fungsi atau
kegiatan pemasaran tertenu.
5. Biaya pemasaran tetap
→ Biaya yang tidak berubah dengan adanya perubahan kegiatan
pemasaran tertentu.
6. Biaya pemasaran variabel
→ Biaya yang berubah-ubah dengan adanya perubahan kegiatan
pemasaran tertentu.
3. Karakteristik Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran memiliki karakteristik yang berbeda dengan
biaya produksi. Karakteristik biaya pemasaran adalah sebagai berikut :
a. Banyak ragam kegiatan pemasaran ditempuh oleh perusahaan dalam
memasarkan produknya, sehingga perusahaan yang sejenis produknya,
belum tentu menempuh cara pemasaran yang sama. Hal ini sangat
berlainan dengan kegiatan produksi. Dalam memproduksi produk,
pada umumnya digunakan bahan baku, mesin, dan cara produksi yang
sama dari waktu ke waktu.
b. Kegiatan pemasaran seringkali mengalami perubahan sesuai dengan
tuntutan perubahan kondisi pasar. Disamping terdapat berbagai macam
metode pemasaran, seringkali terjadi perubahan metode pemasaran
untuk menyesuaikan dengan perubahan kondisi pasar. Karena
perubahan kebutuhan konsumen yang menghendaki pelayanan cepat,
maka suatu perusahaan mungkin akan mengganti saluran distribusinya
yang selama ini digunakan. Begitu juga kegiatan perusahaan pesaing
akan mempunyai pengaruh terhadap metode pemasaran yang
digunakan oleh suatu perusahaan, sehingga metode pemasaran produk
sangat fleksibel. Hal ini menimbulkan masalah penggolongan dan
interpretasi biaya pemasaran.
c. Kegiatan pemasaran berhadapan dengan konsumen yang merupakan
variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Manajemen
dapat mengendalikan biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, jam kerja
dan jumlah mesin yang digunakan, tetapi tidak seorangpun dapat
mengatakan apa yang dilakukan oleh konsumen. Dalam kegiatan
produksi, efisiensi diukur dengan melihat jumlah biaya yang dapat
dihemat untuk setiap satuan produk yang diproduksi. Sebaliknya
dalam kegiatan pemasaran, kenaikan volume penjualan merupakan
ukuran efisiensi meskipun tidak setiap kenaikan volume penjualan
diikuti dengan kenaikan laba.
d. Dalam biaya pemasaran terdapat biaya tidak langsung dan biaya
bersama (joint cost) yang lebih sulit pemecahannya bila dibandingkan
dengan yang terdapat dalam biaya produksi. Jika suatu perusahaan
menjual berbagai macam produk dengan cara pemasaran yang
berbeda-beda diberbagai daerah pemasaran, maka akan menimbulkan
masalah biaya bersama yang kompleks ( Mulyadi, 1991 : 531 – 532 ).
4. Analisis Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran perlu dianalisa dengan tujuan dapat memberikan
manfaat untuk:
a. Penentuan besarnya biaya
→ Dengan adanya analisa biaya pemasaran akan dapat menentukan
besarnya biaya untuk setiap cara penggolongan biaya pemasaran
dengan relatif teliti dan adil. Misalnya: untuk setiap jenis biaya,
setiap fungsi pemasaran, atau setiap pusat laba.
b. Pengawasan dan analisa biaya pemasaran
→ Dengan pengawasan dan analisa dapat diterapkan
pertanggungjawaban terjadinya biaya pemasaran.
c. Perencanaan dan pengarahan usaha pemasaran
→ Analisa biaya pemasaran bermanfaat dalam menyediakan data
kepada eksekutif pemasaran yang memerlukan informasi untuk
perencanaan dan pengarahan usaha pemasaran.
Analisis biaya pemasaran dapat dilakukan berdasarkan jenis
produk yang dijual oleh perusahaan. Analisis ini bertujuan untuk:
a. Menentukan kemampuan tiap-tiap jenis produk dalam menghasilkan
laba.
b. Membantu dalam memperkirakan pengaruh perubahan produk dan
metode penjualan produk terhadap biaya dan laba.
c. Memberikan informasi biaya untuk pengambilan keputusan penentuan
harga jual produk.
Untuk kepentingan analisis biaya pemasaran berdasarkan jenis
produk, perlu diadakan penggolongan jenis biaya sebagai berikut :
1. Penggolongan produk menurut sifat produk. Misalnya dalam
perusahaan kertas, produknya digolongkan menjadi: kertas HVS,
kertas sigaret, kertas karton.
2. Penggolongan produk menurut cara pembungkusannya.
3. Penggolongan produk menurut cap dagang.
4. Penggolongan produk menurut cara penggunaan produk oleh
pelanggan. Pelanggan untuk dijual kembali atau digunakan sendiri.
Langkah – langkah yang digunakan untuk menganalisis biaya
pemasaran adalah sebagai berikut :
Tabel : 1
Langkah – langkah analisis biaya pemasaran.
1 Menggolongkan biaya a. Hubungannya dengan
pemasaran atas dasar kegiatan pemasaran :
jenis biaya pemasaran #biaya pemasaran langsung
#biaya pemasaran tak langsung
b. Hubunagnnya denagan variabilitas
terhadap volume/kegiatan
#. Biaya tetap
# Biaya Variabel
2 Mendistribusikan setiap Fungsi dalam kegiatan pemasaran
jenis biaya pemasaran # Fungsi penjualan
ke dalam setiap fungsi # Fungsi penggudangan
pemasaran. # Fungsi pembungkusan &
pengiriman
# Fungsi kredit dan penagihan
# Fungsi Advertensi
Mendistribusikan biaya Jenis biaya Dasar Distribusi
tidak langsung ke dalam Pemasaran tiap fungsi
setiap fungsi pemasaran Kesejahteraan Jumlah karyawan
karyawan tiap fungsi
Asuransi Aktiva Nilai aktiva tetap
tetap tiap fungsi
Penyusutan Luas lantai bangunan
bangunan yang di dunakan tiap
fungsi
Telepon Frekuensi dan
lamanya
waktu sambungan
Sewa bangunan Luas lantai bangunan
Setiap fungsi
3 Menetapkan dasar alokasi Pedoman umum satuan pengukur jasa
dan menghitung tarip setiap fungsi pemasaran :
biaya pemasaran Fungsi pemasaran Satuan pengukur
jasa
Fungsi penjualan Hasil penjualan
Fungsi penggudangan Volume, berat atau
jumlah produk yang
di kirim
Fungsi pembungkusan Frekuensi
pengiriman.
dan pengiriman berat atau volume
produk
Fungsi advertensi Jumlah pesanan
pembeli, transaksi
atau garis yang di
pakai dalam faktur
Fungsi kredit dan Jumlah pesanan
penagihan pembeli, transaksi
atau garis yang di
pakai dalam faktur
Fungsi Akuntansi Jumlah pesanan
pemasaran pembeli, transaksi
atau garis yang di
pakai dalam faktur
4 Mengalokasikan biaya
pemasaran dari setiap
fungsi ke dalam setiap
jenis produk
B. PROFITABILITAS
1. Pengertian Profitabilitas
Committee on terminology mendefinisikan profitabilitas adalah
jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain
dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi. Sedangkan
menurut APB Statement mengartikan profitabilitas adalah kelebihan
(defisit) penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi (Harahap,
2001: 226).
Profitabilitas merupakan ukuran pokok keseluruhan keberhasilan
perusahaan (Simamora, 2000: 528)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas
adalah Penghasilan yang diinginkan oleh perusahaan dalam menjual
produknya pada periode akuntansi tertentu.
2. Analisis Profitabilitas (Profitability Analysis) berdasarkan jenis
produk
Analisis kemampuan menghasilkan laba dapat diterapkan pada
jenis produk. Analisis ini ditujukan untuk mendeteksi penyebab timbulnya
laba atau rugi yang dihasilkan oleh setiap jenis produk dalam periode
akuntansi tertentu ( Mulyadi, 2001: 58 ).
Dalam menganalisis profitabilitas setiap jenis prioduk dapat
digunakan dua konsep biaya sebagai berikut:
a. Konsep harga pokok penuh (full costing)
→ Pada konsep ini setiap pusat laba dihitung besarnya laba bersih
dengan mempertemukan penghasilan setiap pusat laba dikurangi
semua biaya pada pusat laba yang bersangkutan baik biaya tetap
maupun biaya variabel.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan konsep ini
adalah:
􀂾 Menggolongkan penghasilan penjualan ke dalam setiap pusat
laba yang akan dianalisa.
􀂾 Menggolongkan harga pokok penjualan untuk setiap pusat
laba.
􀂾 Menghitung laba kotor atas penjualan setiap pusat laba.
􀂾 Mengalokasikan biaya pemasaran setiap fungsi pada setiap
pusat laba.
􀂾 Menghitung laba bersih sebelum diperhitungkan biaya
administrasi dan umum untuk setiap pusat laba.
􀂾 Memperhitungkan biaya administrasi dan umum.
􀂾 Menghitung laba bersih setiap pusat laba.
b. Konsep harga pokok variabel (variable costing)
→ Pengunaan konsep ini didorong oleh pemilihan alternatif didalam
pengambilan keputusan dengan jalan menyajikan besarnya batas
kontribusi (contribution margin) setiap pusat laba untuk dapat
menutup biya tetap dan menghasilkan laba.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan konsep ini
adalah:
􀂾 Menggolongkan penghasilan penjualan ke dalam setiap pusat
laba yang akan dianalisa.
􀂾 Menggolongkan harga pokok penjualan variabel untuk setiap
pusat laba.
􀂾 Menghitung batas kontribusi kotor untuk setiap pusat laba.
􀂾 Mengalokasikan biaya pemasaran variabel dari setiap fungsi ke
dalam setiap pusat laba.
􀂾 Menghitung batas kontribusi (bersih) untuk setiap pusat laba.
􀂾 Memperhitungkan biaya tetap langsung yang dapat
diidentifikasikan kepada setiap pusat biaya.
􀂾 Menghitung laba bersih setiap pusat biaya sebelum
dipertemukan dengan biaya tetap tidak langsung dan biaya
administrasi dan umum.
􀂾 Memperhitungkan biaya tetap tidak langsung dan biaya
administrasi dan umum.
􀂾 Menghitung laba bersih (Supriyono, 1993: 215-216).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Kajian
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus tentang biaya
pemasaran dan profitabilitas berdasarkan jenis produk, dimana PT. Tirta Eka
Perkasa Semarang sebagai objek penelitiannya.
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik dalam
penelitian ( Arikunto, 1996 : 99 ), variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Biaya pemasaran, yaitu biaya yang dikeluarkan didalam memasarkan
produknya.
2. Profitabilitas, yaitu laba yang diperoleh dari penjualan produk.
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang tepat sangat diperlukan dan penting untuk
menentukan baik buruknya suatu penelitian. Pengumpulan data disini
merupakan suatu usaha untuk memperoleh bahan keterangan serta kenyataan
yang benar-benar nyata dan dapat dipertanggungjawabkan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 1996: 234).
Metode ini digunakan untuk mengetahui data-data yang terkait
dengan gambaran umum perusahaan, data-data biaya pemasaran yang
telah dikeluarkan dalam periode tertentu, serta laporan keuangan
perusahaan.
2. Metode wawancara
Wawancara adalah mendapatkan informasi dengan cara bertanya
langsung kepada responden (Singarimbun dan Effendi, 1987: 192 ).
Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi dari fungsi
yang terkait dengan bagian pemasaran.
3. Metode observasi
Merupakan penelitian secara langsung yang digunakan untuk
menggali informasi-informasi yang dibutuhkan dalam penelitian tetapi
belum terungkap melalui metode dokumentasi, yaitu data mengenai proses
produksi.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang penulis gunakan dalam penyusunan Tugas
Akhir ini :
1. Metode Deskripsi
Adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem, pemikiran ataupun suatu klas
peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskripsi ini adalah
untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta – fakta, sifat – sifat serta hubungannya antar
fenomena yang diselidiki.
Dengan metode ini penulis menceritakan tentang gambaran umum
perusahaan mulai dari sejarah sampai dengan perkembangannya saat ini
serta kegiatan pemasaran yang dilaksanakannya.
2. Metode Eksposisi
Adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan suatu obyek
sehingga memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Eksposisi ini
menjadi alat untuk menjelaskan bagaimana pertalian suatu obyek dengan
obyek lain, atau dapat digunakan untuk menganalisa situasi tertentu
(keraf, 1995 : 7).
Dalam penelitian ini, eksposisi ini digunakan untuk menganalisa biaya
pemasaran yang telah dikeluarkan tahun 2002 sampai dengan 2004 serta
untuk mengetahui seberapa besar profitabilitas yang didapat berdasarkan
tiap jenis produk.
E. Metode Analisis Data
1. Tekhnik Penyajian Data
Untuk tujuan penelitian sesuai dengan yang diharapkan dalam
penyusunan tugas akhir ini dan untuk memperoleh suatu kesimpulan maka
data yang telah terkumpul akan dilakukan :
a. Memeriksa dan meneliti data – data yang telah terkumpul untuk
menjamin apakah data tersebut dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
b. Mengkategorikan data – data yang sesuai dengan kriteria serta hal –
hal yang diperlukan dalam suatu pendekatan. Penyajian data dalam
penelitian ini dipergunakan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan
menggambarkan kenyataan – kenyataan yang terjadi bersifat umum
dan kemungkinan masalah yang dihadapi serta solusinya.
2. Tekhnik Analisis Data
Dari data yang diperoleh kemudian disajikan berdasarkan
analsis.Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Analisis Biaya Pemasaran berdasarkan jenis produk
Tabel : 2
Tekhnik analisis biaya pemasaran.
1 Menggolongkan biaya a. Hubungannya dengan
pemasaran atas dasar kegiatan pemasaran :
jenis biaya pemasaran #biaya pemasaran langsung
#biaya pemasaran tak langsung
b. Hubunagnnya denagan variabilitas
terhadap volume/kegiatan
#. Biaya tetap
# Biaya Variabel
2 Mendistribusikan setiap Fungsi dalam kegiatan pemasaran
jenis biaya pemasaran # Fungsi penjualan
ke dalam setiap fungsi # Fungsi penggudangan
pemasaran. # Fungsi pembungkusan &
pengiriman
# Fungsi kredit dan penagihan
# Fungsi Advertensi
Mendistribusikan biaya Jenis biaya Dasar Distribusi
tidak langsung ke dalam Pemasaran tiap fungsi
setiap fungsi pemasaran Kesejahteraan Jumlah karyawan
karyawan tiap fungsi
Asuransi Aktiva Nilai aktiva tetap
tetap tiap fungsi
Penyusutan Luas lantai bangunan
bangunan yang di dunakan tiap
fungsi
Telepon Frekuensi dan
lamanya
waktu sambungan
Sewa bangunan Luas lantai bangunan
Setiap fungsi
3 Menetapkan dasar alokasi Pedoman umum satuan pengukur jasa
dan menghitung tarip setiap fungsi pemasaran :
biaya pemasaran Fungsi pemasaran Satuan pengukur
jasa
Fungsi penjualan Hasil penjualan
Fungsi penggudangan Volume, berat atau
jumlah produk yang
di kirim
Fungsi pembungkusan Frekuensi
pengiriman.
dan pengiriman berat atau volume
produk
Fungsi advertensi Jumlah pesanan
pembeli, transaksi
atau garis yang di
pakai dalam faktur
Fungsi kredit dan Jumlah pesanan
penagihan pembeli, transaksi
atau garis yang di
pakai dalam faktur
Fungsi Akuntansi Jumlah pesanan
pemasaran pembeli, transaksi
atau garis yang di
pakai dalam faktur
4 Mengalokasikan biaya
pemasaran dari setiap
fungsi ke dalam setiap
jenis produk
b. Analisis profitabilitas pemasaran berdasarkan jenis produk
Tabel : 3
Langkah analisis profitabilitas berdasarkan jenis produk.
No
1 Menggolongkan penghasilan penjualan kedalam
setiap jenis produk
2 Menggolongkan harga pokok penjualan untuk
setiap jenis produk
3 Menghitung laba kotor atas penjualan setiap jenis
produk
Penjualaan – Harga
pokok Penjualan
4 Mengalokasikan biaya pemasaran setiap fungsi
pada setiap jenis produk
5 Menghitung laba bersih setiaap jenis produk Laba Kotor – Biaya
pemasaran
Secara umum analisis data yang digunakan adalah secara kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif yaitu cara untuk mendukung dan mempertegas
dari perhitungan secara kuantitatif yang digambarkan dengan kata atau
kalimat yang terpisah. Dalam tugas akhir ini analisis kualitatif digunkan untuk
menjelaskan analisis biaya pemasaran dan profitabilitas berdasarkan jenis
produk pada PT. Tirta Eka Perkasa Semarang.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan
Kebutuhan akan air bersih, termasuk air minum terasa semakin
sulit. Pencemaran air banyak terjadi pada sebagian sumber air seperti
pencemaran air sumur, air sungai bahkan kadar air laut telah menjadikan
air dalam tanah tidak aman lagi untuk diminum.
Melihat kondisi ini , maka PT. Tirta Eka Perkasa Semarang setelah
berusaha keras dengan penelitian yang seksama dengan ahli yang handal
dalam bidangnya berhasil mengatasi permasalahan tersebut. Untuk itu PT.
Tirta Eka Perkasa semarang memproduksi atau mengolah air minum yang
sehat dengan nama ARGYA.
PT. Tirta Eka Perkasa yang berbasic usaha produsen Air Minum
Dalam Kemasan merk ARGYA telah berproduksi mulai bulan oktober
2000 dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Setyo Haryanto, SE.
Pemasaran produk dilakukan di pasar domestik seperti di wilayah
Semarang serta di kawasan industri dan pabrik sekitarnya.
Perlu disadari bahwa ARGYA masuk dalam pasar persaingan Air
Minum Dalam Kemasan masih baru, sedangkan persaingan dalam AMDK
sangat ketat terutama produsen AMDK yang tidak memenuhi standar
seperti kelengkapan SNI. Oleh karena itu dengan persaingan yang sangat
ketat PT. Tirta Eka Perkasa Semarang tetap eksis dalam persaingan pasar
AMDK.
Bidang usaha dan wilayah kerja, struktur organisasi, proses produksi serta
kegiatan pemasaran pada PT. Tirta Eka Perkasa Semarang dapat dilihat
pada lampiran.
B. DISKRIPSI VARIABEL
Sebelum diuraikan analisis biaya pemasaran dan profitabilitas berdasarkan
jenis produk pada PT. Tirta Eka Perkasa Semarang, maka akan di jelaskan terlebih
dahulu menggunakan diskripsi variabel penelitian dibawah ini :
1. Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran yang di keluarkan pada PT. Tirta Eka Perkasa Semarang
periode 2002 – 2004 adalah sebagai berikut :
Tabel : 4
Data biaya pemasaran periode 2002 – 2004.
No Keterangan 2002
(Rp)
2003
(Rp)
2004
(Rp)
Rata – Rata
(Rp)
1 BIAYA GAJI
Gaji bagian penjualan
Bagian Administrasi ( 1
org ) 5,400,000,00 7,600,000,00 8,748,000,00 15,916,000,00
Sales ( 3 orang ) 9,500,000,00 15,300,000,00 21,870,000,00 32,090,000,00
Sopir ( 5 orang ) 15,000,000,00 17,100,000,00 24,300,000,00 40,200,000,00
Jml gaji penjualan 29,900,000,00 40,000,000,00 54,918,000,00 88,206,000,00
Gaji bagian gudang
Administrasi ( 1 orang ) 3,400,000,00 4,100,000,00 5,832,000,00 9,444,000,00
Gaji pembungkusan & pengiriman
Produk Cup ( 2 orang ) 5,000,000,00 6,800,000,00 8,700,000,00 14,700,000,00
Produk Galon ( 2 orang ) 5,000,000,00 6,800,000,00 8,700,000,00 1,4700,000,00
Jml gaji pembungkusan 10,000,000,00 13,600,000,00 17,400,000,00 29,400,000,00
& pengiriman
Gaji Akuntansi
pemasaran
Akuntansi ( 1 orang ) 6,700,000,00 8,500,000,00 11,148,000,00 18,916,000,00
Administrasi ( 1 orang ) 6,700,000,00 8,500,000,00 11,148,000,00 18,916,000,00
Jml gaji akuntansi
pemasaran 12,600,000,00 17,000,000,00 22,296,000,00 37,032,000,00
TOTAL BIAYA GAJI 55,900,000,00 74,700,000,00 100,446,000,00 164,082,000,00
2 BIAYA ADMINISTRASI
Biaya Administrasi
penjualan 520,000,00 550,000,00 690,000,00 1,300,000,00
Biaya administrasi
Gudang
450,000,00
680,000,00 425,000,00 1,271,666.67
Biaya administrasi
Akuntansi 525,000,00 720,000,00 513,000,00 1,416,000,00
Jumlah Biaya
Administrasi 1,495,000,00 1,950,000,00 1,668,000,00 3,987,666.67
3 BIAYA TRANSPORTASI 11,400,000,00 15,100,000,00 16,800,000,00 32,100,000,00
4 BIAYA PROMOSI 2,100,000,00 3,200,000,00 3,500,000,00 6,466,666.67
5 BIAYA ASURANSI AKTIVA TETAP
Mobil ( 5 mobil ) 14,000,000,00 14,000,000,00 14,000,000,00 32,666,666.7
6 BIAYA PENYUSUTAN BANGUNAN
Bangunan kantor 3,800,000,00 3,800,000,00 3,800,000,00 8,866,666.67
7 BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN
Uang makan 10,300,000,00 12,000,000,00 15,600,000,00 27,500,000,00
Uang service motor 615,000,00 820,000,00 900,000,00 1,735,000,00
Tunjangan kesehatan 16,000,000,00 21,400,000,00 27,500,000,00 46,566,666.7
Jml biaya
kesejahteraan karyw 26,915,000,00 34,220,000,00 41,900,000,00 75,101,666.7
TOTAL BIAYA
PEMASARAN 115,610,000,00 146,970,000,00 182,074,000,00 323,271,333,00
Sumber : Data primer PT. Tirta Eka Perkasa Semarang.
Biaya pemasaran yang di keluarkan oleh PT. Tirta Eka Perkasa Semarang periode
2002 – 2004 merupakan sampel yang di teliti. Dari tabel di atas dapat di ketahui
bahwa rata – rata biaya pemasaran yang telah di keluarkan selama tiga tahun
adalah sebesar Rp. 323.271.333. Biaya tertinggi terjadi pada tahun 2004 yaitu
sebesar Rp. 182.074.000, sedangkan biaya terendah terjadi pada tahun 2002 yaitu
Rp. 115.610.000.
2. Profitabilitas
Profitabilitas ini merupakan kelebihan dari hasil penjualan di kurangi dengan
biaya pemasaran yang dikeluarkan pada tahun berjalan.
3. Jenis produk
Produk yang di hasilkan oleh PT. Tirta Eka Perkasa Semarang adalah air minum
dalam kemasan galon dan cup. Dalam hal ini akan diteliti biaya pemasaran yang
telah di keluarkan oleh kedua jenis produk tersebut serta seberapa besar laba yang
didapat dari setiap jenis produk.
C. ANALISIS DATA
Untuk mengetahui apakah biaya pemasaran yang di keluarkan telah
dikelola dengan baik serta seberapa besar laba yang di dapat dari tiap jenis
produk, maka harus di analisis dengan menggunakan langkah – langkah sebagai
berikut :
􀂙 Analisis Biaya Pemasaran berdasarkan jenis produk.
1. Menggolongkan biaya pemasaran atas dasar jenis biaya pemasaran.
Adapun penggolongan biaya pemasaran adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan kegiatan pemasaran :
• Biaya langsung
• Biaya tidak langsung
b. Berdasarkan besarnya volume kegiatan pemasaran :
• Biaya tetap
• Biaya variabel
Dari penggolongan diatas dapat di lihat bahwa biaya pemasaran yang telah di
keluarkan oleh PT. Tirta Eka Perkasa Semarang adalah sebagai berikut :
Tabel : 5
Penggolongan biaya menurut jenis biaya.
Jenis Biaya Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004
(Rp) (Rp) (Rp)
Biaya langsung 70,895,000,00 94,950,000,00 122,374,000,00
Biaya tak langsung 44,715,000,00 52,020,000,00 59,700,000,00
Jumlah 115,610,000,00 146,970,000,00 182,074,000,00
Biaya tetap 100,615,000,00 129,920,000,00 163,646,000,00
Biaya variabel 14,995,000,00 17,050,000,00 18,428,000,00
Jumlah 115,610,000,00 146,970,000,00 182,074,000,00
Sumber : Data primer yang sudah diolah.
Dari tabel diatas dapat di ketahui bahwa biaya pemasaran setiap tahunnya
mengalami kenaikan. Biaya yang paling tinggi terjadi pada tahun 2004 yaitu
sebesar Rp. 182.074.000.
2. Mendistribusikan biaya pemasaran ke dalam setiap fungsi pemasaran.
Fungsi dalam kegiatan pemasaran pada PT. Tirta Eka Perkasa Semarang
adalah sebagai berikut :
- Fungsi penjualan
- Fungsi pergudangan
- Fungsi pembungkusan dan pengiriman
- Fungsi Advertensi
Untuk biaya langsung dapat didistribusikan secara langsung ke setiap fungsi
yang menikmatinya,dalam hal ini dapat di lihat pada lampiran 4, 5 dan 6. Untuk
biaya tidak langsung fungsi digunakan dasar distribusi sebagai patokan
perhitungan biaya yang akan dibebankan pada setiap fungsi secara adil. Biaya
tidak langsung ini dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
a. Biaya kesejahteraan karyawan.
Jumlah biaya kesejahteraan karyawan
Jumlah karyawan fungsi pemasaran
b. Biaya Asuransi
Jumlah biaya Asuransi
Jumlah karyawan fungsi pemasaran
c. Biaya penyusutan
Jumlah biaya penyusutan
Jumlah karyawan fungsi pemasaran
Hasil dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada lampiran 4, 5, dan 6.
Adapun pendistribusian biaya pada tiap fungsi dapat di lihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel : 6
Distribusi biaya setiap fungsi pemasaran.
FUNGSI TAHUN 2002
(Rp)
TAHUN 2003
(Rp)
TAHUN 2004
(Rp)
Penjualan 46,509,687,5 60,748,750,00 80,126,750,00
Penggudangan 7,432,187.5 8,818,750,00 10,775,750,00
Pembungkusan&
pengiriman
42,762,083.33 51,888,333.3 59,3083,33.33
Advertensi 2,100,000,00 3,200,000,00 3,500,000,00
Akuntansi pemasaran 16,806,041.67 80,014,166.7 28,363,166.67
Jumlah 115,610,000,00 204,670,000,00 182,074,000,00
Sumber : Data primer yang sudah diolah.
3. Menetapkan dasar alokasi dan menghitung tarip biaya setiap fungsi
Dasar alokasi ini merupakan jasa yang di hasilkan oleh tiap fungsi, hal ini
disajikan pada lampiran 4, 5 dan 6. Dari dasar alokasi kemudian menghitung
tarip biaya setiap fungsi yang akan di gunakan untuk menghitung profitabilitas
berdasarkan jenis produk. Perhitungan tarip ini dapat di hitung sebagai berikut:
a. Hasil penjualan.
Unit produk terjuak X Harga jual per unit.
b. Penggudangan.
Unit produk terjual X Berat produk terjual.
c. pembungkusan dan pengiriman.
Unit produk terjual.
d. Advertensi.
Unit produk terjual.
e. Akuntansi pemasaran.
Unit terjual
Besarnya tarif yang akan di pakai untuk analisis profitabilitas adalah :
Tabel : 7
Tarif analisis profitabilitas setiap fungsi.
FUNGSI
TARIF 2002 TARIF 2003 TARIF 2004
Penjualan 0.04683755 0.063651247 0.070286623
Penggudangan Rp.2.868861555 Rp.3.026670739 Rp.3.448460701
Pembungkusan&
pengiriman
256.0603792 276.001773 296.5416667
Advertensi 12.5748503 17.0212766 17.5
Akuntansi pemasaran 100.63498 118.6923759 141.8158333
Jumlah 372.1859087 414.8057475 459.3762473
Sumber : Data primer yang sudah diolah.
4. Mengalokasikan biaya pemasaran dari setiap fungsi ke dalam setiap jenis
produk.
Dari hasil perhitungan biaya pemasaran kemudian biaya tersebut dialokasikan
ke setiap jenis produk dan menghitung seberapa besar laba / rugi yang di
hasilkan oleh produk dalam kemasan galon maupun cup.
􀂙 Analisis profitabilitas berdasarkan jenis produk
1. Menggolongkan penghasilan penjualan ke dalam setiap jenis produk.
Hasil penjualan ini di golongkan menurut setiap jenis produk.
2. Menggolongkan harga pokok penjualan ke setiap jenis produk.
Perhitungan harga pokok ini dapat di cari dengan mengalikan harga pokok
penjualan dengan hasil penjualan.
3. Menghitung laba kotor atas penjualan
laba kotor atas penjualan ini dapat dihitung dengan mengurangkan hasil
penjualan dengan harga pokok penjualan.
4. Mengalokasikan biaya pemasaran setiap fungsi pada setiap jenis produk.
Biaya pemasaran yang telah di distribusikan ke dalam setiap fungsi di
alokasikan pada setiap jenis produk.
5. Menghitung laba / rugi bersih setiap jenis produk.
Laba / rugi bersih dapat di hitung dengan mengurangkan dari laba kotor
dengan biya pemasaran setiap fungsi.
Dari analisis profitabilitas periode tahun 2002 – 2004 yang dapat di lihat pada
lampiran 4, 5, dan 6, dapat di ketahui bahwa laba / rugi dari setiap jenis produk
adalah sebagai berikut :
Tabel : 8
Hasil analisis profitabilitas berdasarkan tiap jenis produk
KETERANGAN TAHUN 2002
(Rp)
TAHUN 2003
(Rp)
TAHUN 2004
(Rp)
Galon 45,614,339,54 11,879,831,00 43,479,833,00
Cup -18,924,339.5 -649,831.3063 -13,553,833,00
Jumlah 26,690,000,00 11,230,000,00 29,926,000,00
Sumber : Data primer yang sudah diolah.
Dari tabel diatas dapat digambarkan grafik hasil Analisis biaya pemasaran dan
Profitabilitas berdasarkan jenis produk tahun 2002 – 2004 sebagai berikut :
D. PEMBAHASAN
Dari Grafik Analisis biaya pemasaran dan profitabilitas setiap jenis
produk diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2002 produk dalam kemasan Galon
mengeluarkan biaya pemasaran sebesar Rp. 62,185,660.46 dan memperoleh
keuntungan sebesar Rp. 45,614,339.54 Produk kemasan Cup mengeluarkan biaya
pemasaran sebesar Rp. 53,424,339.5 dan mengalami kerugian sebesar Rp. –
18,924,339.5
Tahun 2003 produk dalam kemasan Galon mengeluarkan biaya
pemasaran sebesar Rp. 76,120,169,00 dan memperoleh keuntungan sebesar Rp.
11,879,831,00 Produk kemasan Cup mengeluarkan biaya pemasaran sebesar
Rp70,849,831.31 dan mengalami kerugian sebesar Rp. –649,831.3063
Grafik Analisis biaya pemasaran dan profitabilitas
berdasarkan jenis produk
-50000000
0
50000000
100000000
150000000
200000000
Biaya distribusi
Tahun 2002
Biaya distribusi
Tahun 2003
Biaya distribusi
Tahun 2004
Biaya dan pendapatan
Galon
Cup
Jumlah
Tahun 2004 produk dalam kemasan Galon mengeluarkan biaya pemasaran
sebesar Rp. 100,520,167,00 dan memperoleh keuntungan sebesar Rp.
43,479,833,00. Produk kemasan Cup mengeluarkan biaya pemasaran sebesar Rp.
81,553,833,00 dan mengalami kerugian sebesar Rp. –13,553,833,00
Dari analisa biaya pemasaran dan profitabilitas diatas, dapat diketahui
bahwa biaya pemasaran setiap tahun selalu mengalami kenaikan, sedangkan laba
yang didapat oleh perusahaan tidak selalu terjadi kenaikan. Kenaikan biaya
pemasaran dari tahun 2002 ke 2003 sebesar 27 %, sedangkan dari tahun 2003 ke
2004 mengalami kenaikan kembali sebesar 23 %. Seharusnya kenaikan biaya
pemasaran ini diharapkan juga akan menaikkan laba, tetapi kenyataan yang ada
kenaikan biaya pemasaran pada PT. Tirta Eka Perkasa Semarang tidak selalu
mengakibatkan kenaikan laba. Pada tahun 2003 terjadi penurunan laba sebesar
57%, hal ini membuktikan bahwa kenaikan biaya pemasaran 27% mengakibatkan
penurunan laba 57%. Keadaan ini menggambarkan bahwa biaya pemasaran yang
telah di keluarkan belum dikelola dengan baik. Lain halnya dengan tahun 2004,
pada tahun 2004 tersebut perusahaan mengalami kenaikan laba yaitu sebesar
1.6%. Dengan biaya yang dinaikkan sebesar 23%, perusahaan mampu menaikkan
laba. Kenaikan 1.6% ini belum menggambarkan bahwa perusahaan sudah
mengelola biaya pemasaran dengan baik, karena kenaikan yang terjadi masih
relatif kecil.
Dari kedua jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan, produk yang
dapat memberikan laba bagi perusahaan adalah produk dalam kemasan Galon.
Produk dalam kemasan Cup setiap tahunnya tidak dapat memberikan laba bagi
perusahaan. Dengan keadaan seperti ini maka laba keseluruhan yang di peroleh
perusahaan menjadi sedikit sedangkan biaya pemasaran yang dikeluarkan untuk
membiayai kedua jenis produk tersebut menjadi semakin banyak.
Produk dalam kemasan Cup adalah jenis produk yang tidak
menguntungkan perusahaan. Dalam hal ini perusahaan bisa memperhentikan
produk tersebut atau mencari solusi yang tepat untuk produk tersebut. Perusahaan
juga harus mengkaji ulang kegiatan pemasan yang telah dilakukan serta biaya
yang telah dikeluarkan untuk membiayai kegiatan tersebut.
Faktor lainnya yang menyebabkan meningkatnya volume penjualan
adalah sistem kegiatan pemasaran yang dipakai oleh perusahaan.
Pada PT. Tirta Eka Perkasa Semarang ini sistem yang dipakai dalam kegiatan
pemasaran ini adalah sebagai berikut :
a. Sistem distribusi
Sistem Distribusi yang digunakan oleh perusahaan adalah bekerjasama dengan
satu agen yaitu CV. Cipta Perkasa yang berada di wilayah semarang. Sistem
Distribusi semacam itu terlalu sempit karena sulit untuk memperluas pasar
sehingga volume penjualan rendah.
b.Sistem Promosi
Promosi yang dilakukan oleh PT. Tirta Eka Perkasa juga tidak maksimal,
perusahaan hanya mengandalkan iklan pada majalah yellow pages dan
melakukan kerjasama dengan lembaga, instansi atau perorangan dalam event –
event tertentu. Promosi seperti itu kurang efektif, karena tidak semua konsumen
dapat menikmatinya.
c.Pengelolaan Biaya pemasaran
Jika dilihat dari pengelolaan biaya pemasaran, biaya yang telah dikeluarakan
lebih banyak untuk kepentinagan karyawan. Biaya untuk promosi dan penjualan
kurang diperhatikan oleh perusahaan. Biaya promosi yang lebih besar
kemungkinan akan meningkatkan volume penjualan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian analisa biaya pemasaran dan profitabilitas
berdasarkan jenis produk tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
biaya pemasaran yang telah dikeluarkan oleh PT. Tirta Eka Perkasa Semarang
belum dikelola dengan baik. Hal ini terlihat bahwa biaya yang keluar untuk
kegiatan pemasaran banyak digunakan untuk kebutuhan karyawan, sedangkan
untuk produk hanya sedikit. Biaya promosi untuk produk kurang di perhatikan
sehingga volume penjualan produk relatif rendah.
Dari analisa profitabilitas berdasarkan jenis produk dapat diketahui
bahwa produk dalam kemasan galon lebih menguntungkan perusahaan karena
terus menerus memberikan laba, sedangkan produk dalam kemasan cup
cenderung tidak menguntungkan perusahaan karena selalu menderita
kerugian. Denagn adanya rugi pada pada produk dalam kemasan cup
mengakibatkan laba keseluruhan yang diperoleh oleh perusahaan relatif kecil.
Dengan keadaan seperti ini maka perusahaan akan rawan menghadapi
kerugian.
B. SARAN - SARAN
Dari kesimpulan yang telah diuraikan, penulis menpunyai beberapa saran
untuk PT. Tirta Eka Perkasa Semarang sebagai bahan pertimbangan. Adapun
saran – saran tersebut adalah sebagi berikut :
1. Untuk memaksimalkan laba keseluruhan, maka perusahaan dapat
mengalihkan usaha penjualan ke jenis produk yang lebih
menguntungkan perusahaan.
2. Menyesuaikan harga jual dengan pasar dan tetap mengusahakan agar
kuantitas atau volume penjualan tidak mengalami penurunan.
3. Mencarikan solusi yang terbaik kepada produk yang tidak dapat
memberikan keuntungan dengan mengubah ukuran pembungkus, warna,
kemasan, dan sebagainya agar lebih menarik pembeli.
4. Mengubah sistem kegiatan pemasaran yang telah di lakukan dengan
memberikan perubahan – perubahan setiap tahunnya.
5. Mengubah sistem promosi dengan ide – ide atau cara – cara baru untuk
mendorong dan menarik konsumen lebih banyak lagi untuk membeli
produk yang dipasarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2003. Kamus besar Bahasa Indonesia.
Balai Pustaka
Hansen, Mowen. 2004. Management Accounting. Jakarta : Salemba Empat.
Harahap, Syafri, Sofyan. 2001. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Hongren T Charles. 1994. Akuntansi Biaya dengan penekanan Manajerial.
Jakarta : Salemba Empat.
Matz, Adolph. Usry, Milton F. hammer, Lawrence H. 1993. Akuntansi Biaya
Perencanaan dan Pengendalian. Jakarta: Erlangga.
Kusnadi. Arifin, Zainal. Syadeli, Moh. 2002. Akuntansi Manajemen Komprehensif
Tradisional dan Kontemporer. Malang: Universitas Brawijaya.
Mulyadi. 1991. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.
---------- . 2001. Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Jakarta:
Salemba Empat.
Singarimbun, Masri dan Effendi Sofian. 1987. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
PT. Midas Surya Grafindo.
Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Bisnis Pengambilan Keputusan. Jakarta:
Salemba Empat.
Supriyono, R. A. 1993. Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian Biaya
serta Pembuatan Keputusan. Yogyakarta: BPFE.
Tjiptono, Fandy. 2000. Strategi Pemasaran, Yogyakarta : Andi